Travelling
Dulu Desa di Yogyakarta Ini Termasuk Desa Tertinggal, Kini Pendapatannya Capai Rp 1,4 M Per Tahun
Kalau desa itu memiliki pertanian, lebih baik menonjolkan pertanian. Desa wisata yang terlalu ikut tren hanya akan bertahan sekitar 2 tahun.

SURYAMALANG.COM - Pengelola desa wisata Nglanggeran, Yogyakarta, Sugeng Handoko hadir dalam dalam sosialisasi pengembangan desa wisata di Balai Among Tani, Kota Batu, Selasa (10/4/2018).
Menurutnya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan desa wisata.
“Di antaranya adalah tidak terlalu banyak membuat spot swafoto.”
“Sebab, beberapa orang cepat bosan, dan cenderung mencari tempat lain yang lebih bagus untuk dijadikan spot foto,” kata Sugeng.
Menurutnya, lebih baik tidak menghilangkan ikon utama desa tersebut.
Kalau desa itu memiliki pertanian yang istimewa, maka lebih baik menonjolkan pertanian.
Menurutnya, desa wisata yang terlalu ikut tren hanya akan bertahan sekitar dua tahun.
“Lebih baik ke kearifan local atau alam. Sebab, itu yang dicari wisatawan sampai puluhan tahun nanti,” imbuhnya.
Dia menjelaskan perkembangan desa wisata Nglanggeran yang dulunya hanya desa tertinggal.
Awalnya warga Nglanggeran tidak paham tentang pengelolaan wisata.
Akhirnya desa itu bisa berkembang menjadi desa wisata mulai 2007.
“Sekarang mereka sudah bisa menghasilkan pendapatan mencapai Rp 1,4 miliar per tahun,” jelasnya.
Travelling
-
Taman Ujung Galuh dan Mangrove Wonorejo, 2 Destinasi Wisata yang Layak Dikunjungi Saat di Surabaya
-
Turis Perancis Kagum dengan Pakaian Pejabat Kota Malang
-
Perayaan HUT Kota Malang, Kalian Bisa Ngopi Gratis di Lokasi Ini, Jangan Sampai Terlewatkan
-
Gimbal Alas Galang Reboisasi di Lereng Gunung Semeru demi Air Bersih bagi Warga Ranu Pani
-
Kopi Gratis dan Alunan Musik Akustik Manjakan Pengunjung Dino Mall Jatim Park 3 Kota Batu