Disperindag Pastikan Tidak Ada Permainan Harga Telur di Kabupaten Malang

SURYAMALANG.COM, KEPANJEN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Malang memastikan tidak ada permainan terkait kenaikan harga telur ayam dalam beberapa pekan terakhir.

Namun kenaikan harga telur di pasar tersebut lebih disebabkan oleh banyak faktor.

Kabid Perdagangan Disperindag Kabupaten Malang, Hasan Tuasikal mengatakan penurunan pasokan telur ayam ke pasar termasuk penyebab kenaikan harga di pasar.

Sedangkan permintaan telur dari masyarakat dalam posisi stabil.

“Dengan demikian terjadi hukum pasar. Ketersediaan telur menurun pasti diikuti kenaikan harga telur di pasar.”

“Itu yang terjadi dan bukan ada dugaan permainan harga,” kata Hasan Tuasikal kepada SURYAMALANG.COM, Kamis (19/7/2018).

Berdasar informasi yang diterima Disperindag, penurunan pasokan telur ayam karena terjadinya pengalihan berbagai faktor.

Di antaranya faktor pakan ternak yang mengalani kenaikan harga seiring melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Hal tersebut berdampak pada produksi telur dari peternakan yang mengalami pembengkakan biaya operasional.

“Itu inforamsi dari Dinas Peternakan terkait penurunan pasokan telur dari peternak,” ucap Hasan.

Sebenarnya, stok telur dari peternak di Kabupaten Malang masih normal.

Seharusnya harga telur tidak begitu terpengaruh dengan kenaikan harga telur.

Hal itu dibuktikan dengan hasil monitoring Disperindag.

Rata-rata harga telur yang ada di pasar berkisar antara Rp 23.288 per kilogram atau naik sebesar 0,22 persen.

“Kalau dilihat, kenaikan di Kabupaten Malang paling rendah.”

“Sebab, Kabupaten Malang termasuk penghasil telur,” ucap Hasan.