Malang Raya

Menteri Susi Pudjiastuti Sambangi Kampus Semangati Mahasiswa Baru UB Malang

Mahasiswa baru (Maba) Universitas Brawijaya (UB) Malang mendapat kuliah tamu dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti,

SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, memberikan kuliah tamu buat mahasiswa baru Universitas Brawijaya Malang, Selasa (14/8/2018). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Mahasiswa baru (Maba) Universitas Brawijaya (UB) Malang mendapat kuliah tamu dari Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, Selasa (14/8/2018). Kuliah tamu berpusat di Samantha Krida. Namun juga disiarkan live ke gedung lain juga tempat maba berkumpul.

Di acara Pengenalan Kehidupan Kampus Maba UB itu, Susi menyampaikan jika sudah tiga hari ini ia ke tiga kampus untuk kuliah tamu dengan Maba.

"Pertama ke Undip Semarang. Kemarin ke UI. Hari ini di UB. Nonstop tiga hari. Tapi rasa capek saya menjadi semangat jika ada gemuruh di gedung yang saya datangi," ujar Susi kepada maba UB.

Saat memasuki gedung, Susi memang mendapat sambutan hangat dengan tepuk tangan maba yang memenuhi Samantha Krida. Namun, kata dia, semangat saja tidak cukup.

"Harus bekerja keras memenangkan persaingan global. Paling tidak di Asia Tenggara," kata Bu Susi, panggilan akrabnya.

Dengan bonus demografi berupa 45 persen anak muda, maka perlu dikelola dan dipersiapan. Sebab digitalisasi menjadikan arus pekerjaan konvensional akan tergerus.

"Dari sektor perbankan saja pasti sudah mengurangi pekerjaan. Sekarang membuka account baru bisa dilakukan sendiri oleh nasabah," paparnya.

Juga pastinya nanti ke struktural pemerintahan juga akan berdampak.

"Kita gembira menerima banyak Maba. Tapi perguruan tinggi-pemerintah juga harus mempersiapkannya dampak jangka panjangnya era digitalisasi," katanya. Termasuk soal kurikulum. "Tidak perlu menunggu ganti rektor baru atau lima tahun," kata dia.

Mata kuliah tak boleh sama dengan 10 tahun lalu karena semua sudah berubah. Sementara itu soal kemaritiman, ia menyatakan sebagai bisnis dan masa depan. Sebab Indonesia dikelilingi laut.

Masalah maritim bisa dimasuki multidisiplin ilmu. "Ya butuh lawyer, engineering, sosial politik maritim. Semua ilmu dibutuhkan untuk kemaritiman," tandasnya. Di kesempatan itu, ia juga mengingatkan agar mahasiswa bijak dan smart memanfaatkan smartphonenya.

"Jangan buat chatting aja. Waktumu akan habis. Jadikan smartphone itu untuk peningkatan dirimu," kata dia. Sehingga tidak membuat chat-chat alay yang hanya menguras waktu. Namun demi pulsa, kadang mahasiswa juga ada rela makan nasi.

"Sekarang kan banyak wifi dimana-mana. Uang pulsa ditabung buat beli ikan. Biar sehat badannya. Kita sayangi badan kita," katanya.

Dalam tanya jawab itu juga ada mahasiswa yang menanyakan tentang harga ikan yang mahal. Namun dibandingkan dengan harga daging sapi lebih murah ikan.

"Tapi murah ini juga relatif ya. Kalau ikan bawal putih memang mahal karena untuk diekspor. Tapi lainnya masih murah," katanya. Bahkan selama tiga tahun terakhir, harga ikan penyumbang deflasi.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved