Lamongan

Ditangan Iswandi, Limbah Bonggol Jagung Diubah Menjadi Pakan Ternak Sapi Alternatif

Eksperimen dilakukan hampir tiga tahun, dalam setahun terakhir bonggol jagung benar-benar mempunyai nilai jual sebagai pakan ternak sapi

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Achmad Amru Muiz
suryamalang.com/Hanif Manshuri
Aktifitas produksi pakan ternak alternatif dari limbah bonggol jagung yang ditekuni Iswandi, Senin (15/10/2018) 

SURYAMALANG.COM, LAMONGAN - Bonggol jagung (janggel, Jawa red) selama ini dibuang begitu saja oleh para petani, karena dianggap sampah yang tidak mempunyai manfaat dan nilai jual apapun. Tapi,  di tangan pemuda kreatif jebolan sarjana peternakan ini, bonggol jagung disulap menjadi makanan ternak yang mempunyai nilai jual.

Pemuda kreatif itu tersebut, Iswandi, warga Dusun Juruk Desa Primpen Kecamatan Bluluk Lamongan. Pemuda 25 tahun yang masih lajang itu mampu mengubah bonggol jagung menjadi pakan alternatif untuk sapi.

Eksperimen yang dilakukan Iswandi semula berjalan hampir tiga tahun, dan dalam setahun terakhir ini, bonggol jagung itu benar-benar mempunyai nilai jual yang cukup menjanjikan dan banyak diminati peternak sapi.

"Ide itu timbul saat saya banyak melihat para peternak sepi yang kesulitan cari pakan ternak saat musim kemarau," kata Iswandi kepada SURYAMALANG.COM, Senin (14/10/2018).

Apa yang dirasakan peternak sapi, sulit mencari pakan hijau seperti rumput dialami berulang-ulang setiap masuk musim kemarau. Sementara saat musim kemarau, petani yang banyak menanam jagung. 

Untuk daun jagung, jelas dapat difungsikan untuk pakan ternak. Namun untuk bonggo jagung diabaikan begitu saja.

Pemikiran Iswandi, daun jagung kering atau batang padi kering saja dimakan sapi, apa tidak mungkin sapi juga mau makan bonggol jagung.

Di tengah-tengah sulitnya mencari bahan pakan itulah, Iswandi mencoba memanfaatkan limbah bonggol jagung yang melimpah coba dimanfaatkannya sebagai makanan ternak alternatif.

Langkah proses pembuatan pakan ternak dari bonggol jagung itupun mulai dilakukan Iswandi. Yakni dengan mengeringkan bonggol jagung dengan dijemur sampai benar-benar kering. Selanjutnya di giling menjadi tepung kering yang di sebut concobu. Concobu bonggol jagung itu mempunyai kandungan beragam jenis asam amino, karbohidrat, zat besi, protein dan lemak.

Selain bonggol jagung, dicampur gilingan bahan lainnya seperti dari tebon jagung, sekam, dedak, rendeng, jerami atau kawul.

"Tentu ada bahan formula lain dan rempah, dan hasilnya pakan berbahan dasar bonggol jagung tersebut cukup diminati sapi ditengah minimya pakan ternak dari hijau pepohonan," kata Iswandi.

Pembuatan pakan ternak dari bonggol jagung itupun, diakui Iswandi, akhirnya dilakukan dengan menggunakan mesin yang dirangkai dengan alat giling hasil modifikasi sendiri yang multi fungsi.

Dalam sehari dengan mesin tersebut, Iswandi mampu memproduksi rata-rata 1 ton pakan alternatif siap hari dengan dibantu dua pekerja warga setempat.

Pakan alternatif itupun dijual seharga Rp 1.000 per kilogram ke tangan peternak. Untuk sementara konsumen masih dari para peternak tetangga kecamatan, Kedungpring, Ngimbang, Sambeng, Sukorame, Modo dan Bluluk.

"Meskipun sebenarnya pemesan pakan ternak bonggol jagung tersebut, tapi sementara dari sekitar kecamatan itu yang bisa kami layani," ucap Iswandi. 

Halaman
12
Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved