Bisnis
Konsul Belanda Dan Konsul Filipina Jadi Pembicara Di Seminar IBT Expo Untuk Buka Jaringan Bisnis
Produk kerajinan tangan khas Indonesia seringkali mengalami kendala terkait jumlah yang tidak bisa memenuhi permintaan

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Ditengah persaingan ketat ekonomi dunia yang cenderung saling mematikan, produk Indonesia masih berpotensi untuk berjaya di pasar ekspor. Terutama produk yang memiliki ciri khas dan dilakukan secara hand made atau kerajinan tangan.
"Itu yang saya lihat. Seperti produk dari daerah di Indonesia Timur yang dipamerkan disini, kami melihat potensinya yang besar untuk diekspor ke Belanda dan negara-negara lain di Eropa," kata Hans De Brabander Head of The Economic Department, Counsellor dari Consulate of The Natherlands atau Konsulat Belanda di Indonesia.
Namun dari informasi yang ada, produk kerajinan tangan khas Indonesia seringkali mengalami kendala terkait jumlah yang tidak bisa memenuhi permintaan. Hal tersebut, seharusnya bisa diatasi, mengingat potensi yang besar.
"Tapi memang, prosesnya tidak sebentar. Saya melihat kain tenun NTT (Nusa Tenggara Timur) yang harganya mahal mencapai Rp 5 juta, karena pembuatannya perlu waktu satu bulan," lanjut Hans yang berkeliling di pameran IBT Expo di Hotel Garden Palace, Surabaya.
Hans tidak sendiri. Bersama perwakilan Konsul dari Filipina, British Chamber dan Ketua Kamar Dagang dan
Industri (KADIN) Surabaya, Jamhadi, mereka tampil di seminar bertema "Internasional Partner Opportunities" itu.
Dalam forum tersebut, bertujuan untuk mempertemukan dan saling menjalin hubungan bisnis antara pelaku usaha lokal dengan tujuan mengembangkan peluang usaha di Indonesia dan sebaliknya.
"Hal ini terhitung hal baru yang diadakan oleh IBT Center dalam IBT Expo 2018 yang tidak ada di tahun – tahun sebelumnya," tambah Djaja Santoso, President Director PT Mas Murni Indonesia sekaligus IBT Center, Senin (5/11/2018).
Dalam forum tersebut, menurut Djaja, Belanda saat ini juga sedang mengembangkan potensi di daerahnya untuk bisa meningkatkan ekonominya. Antara lain pengembangan di sektor Holticulture and Propagation Material, Agri Food, Water, Life Sciences and Health, Creative Industries, High Tech, Energy, Chemicals and Logistics.
"Kami juga membentuk suatu solusi yang berkelanjutan seperti clean energy, food security, healthy living, smart cities, smart mobility, water security. Dari sektor-sektor tersebut, beberapa diantaranya sudah dilakukan," tambah Hans mendampingi Djaja.
-
Dealer Suzuki Jatim Target Pertahankan Market Share Di Akhir Tahun
-
Pagi Ini Nilai Tukar Rupiah di Bawah Rp14.500 Per Dollar AS
-
Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Rp 14.475 Per Dollar AS
-
BPJS Kesehatan Kembali Terima Bantuan Dana Untuk Lunasi Hutang Jatuh Tempo Rp 5,6 Triliun
-
Diprediksi, Rupiah Berpeluang Menguat Hingga Akhir Tahun