Tulungagung
Update Pembunuhan Pasutri di Tulungagung, Petugas Ungkap Jumlah Luka Bacok di Tubuh Korban
Petugas telah selesai melakukan autopsi jenazah pasutri yang menjadi korban pembunuhan tetangganya di Tulungagung.
Penulis: David Yohanes | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, TULUNGAGUNG – Penyidik Satreskrim Polres Tulungagung bersama dokter Forensik dari RS Bhayangkara Kediri telah selesai melakukan autopsi jenazah pasangan suami istri (pasutri), Barno (70) dan Sumini (65) alias Cimpleng.
Dua warga Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungaung ini menjadi korban pembunuhan oleh tetangganya yang bernama Matal (52).
Dokter forensik, dr Tutik Purwati, Sp.F mengatakan ada 24 luka bacok di tubuh Barno.
Sedangkan di tubuh Sumini ada 16 luka bacok.
“Dua korban itu terlalu banyak menyeluarkan darah sehingga menyebabkan kematian,” tutur Tutik kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (17/11/2018).
Sementara itu, Kasatreskrim Polres Tulungagung, AKP Mustijat Priyambodo mengatakan Matal mengaku marah kepada dua korban itu.
Sebab, ada sesuatu yang seharusnya dia terima namun justru diterima oleh dua korban.
“Tapi belum jelas barang apa yang seharusnya dia terima itu.”
“Dia tidak bisa menerangkan,” ungkap Mustijat.
Kepada petugas yang memeriksanya, Matal mengaku bermaksud menagih sesuatu yang dianggap menjadi haknya itu.
“Dia mengaku menagih, tapi dengan membawa senjata tajam itu,” tambah Mustijat.
Petugas akan minta bantuan psikiater untuk memeriksa kejiwaan Matal.
Sebelumnya, Matal mendatangi Sumini di rumahnya pada Jumat (16/11/2018) sekitar pukul 14.30 WIB.
Tanpa bicara, Matal menyerang Sumini menggunakan parang.
Sumini tewas di belakang rumahnya.
Kemudian Matal menyerang Barno yang pulang dari mencari rumput.
Penganiayaan ini mengakibatkan pasutri itu tewas.
Matal sempat menentang parang tajam saat polisi akan menangkapnya.
Sebuah tembakan tepat mengenai punggung tangan kanannya, dan membuat parang di tangannya lepas.
Kemudian Matal disergap polisi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/suryamalang/foto/bank/originals/mayat-mbah-barno-yang-menjadi-korban-pembunuhan-di-desa-bangoan-kedungwaru-tulungagung.jpg)