Nasional
Awan Berbentuk Gelombang Tsunami di Makassar Viral, BMKG Ungkap Penjelasan, dan Bahayanya
Awan berbentuk gelombang tsunami di Makassar viral, BMKG ungkap penjelasan, dan bahayanya, simak cuplikan video-nya
Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM - Awan berbentuk gelombang tsunami di Kota Makassar viral di media sosial pada Selasa (1/1/2019) kemarin sore.
Akibatnya, sejumlah warga di kota Makassar sempat heboh dan mendapat tanggapan dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika).
Menurut BMKG awan berbentuk gelombang tsunami di Kota Makassar yang viral itu adalah sebuah fenomena yang berbahaya.
Sebelumnya, awan berbentuk gelombang tsunami di Kota Makassar, Sulawesi Selatan itu muncul dan terlihat menggulung hitam pekat berbentuk gelombang tsunami di atas langit.
• Via Vallen Mau Nikah Tahun 2020, Berharap Ketemu Jodoh dan Ungkap Pria Idamannya, Cuma 2 Syarat
• Potret Allea anak Ariel Noah dengan Sarah Amalia yang Jarang Tersorot, Kini Sudah Remaja dan Cantik
• Rizky Febian Ungkap Kejadian Aneh di Rumah Rp 15 M Milliknya, Dari Potongan Rambut dan Cewek Ngesot

Warga yang merekam video awan gelombang tsunami tersebut berada di dalam area Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dan mengunggahnya ke media sosial.
Dilansir dari Kompas.com artikel 'Viral, Awan Berbentuk Gelombang Tsunami Selimuti Langit Makassar, Ini Penjelasan BMKG' tayang Rabu, (2/1/2019).
• Respon Nia Ramadhani Dua Kali Disangka Karyawan Toko saat di London, Kesal, Lalu Tunjuk Penyebabnya
• Selama Libur Tahun Baru 2019, Pengunjung Maharani Zoo dan Goa Naik 10 Persen
• Ramalan Cuaca Kota Malang Rabu 2 Januari 2019, Hujan Turun di Siang Hingga Malam Hari
Menurut prakirawan BMKG Wilayah IV Makassar, Nur Asia Utami, yang dikonfirmasi pada Rabu (2/1/2019) pagi, peristiwa munculnya awan gelombang tsunami itu dikenal sebagal cell awan kumulonimbus yang cukup besar.
Berbahaya
Biasanya, awan kumulonimbus tersebut disertai hujan deras, petir, dan angin kencang.
“Peristiwa tersebut dikenal sebagai cell awan kumulonimbus yang cukup besar, biasanya menimbulkan hujan deras disertai kilat atau petir dan angin kencang. Periode luruhnya awan tersebut tergantung besarnya, bisa 1-2 jam,” katanya.
Nur Asia Utami menuturkan, awan kumulonimbus ini berpotensi terjadi di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan, khususnya pesisir barat dan selatan.
“Awan kumulonimbus bisa terjadi di beberapa daerah di Sulawesi Selatan. Bahkan, di Kota Makassar awan ini bisa tumbuh kembali,” tuturnya.
Nur Asia Utami menambahkan, awan kumulonimbus ini sangat berbahaya. Bahkan, membahayakan bagi lalu lintas penerbangan.
Sempat membuat heboh media sosial
Fenomena alam yang tiba-tiba muncul tepat di awal tahun 2019 itu, sempat membuat heboh media sosial dan jadi perbincangan hangat di media sosial.