Liga Indonesia
Pengacara Sebut Vigit Waluyo Tak Perlu Minta Maaf ke Persija Jakarta, Ini Alasannya
M Sholeh menyatakan Vigit Waluyo dari awal tak mau menyudutkan klub manapun sehingga tak perlu menyampaikan permintaan maaf pada Persija
SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pernyataan Vigit Waluyo, salah satu sosok yang dianggap sebagai sentral match fixing di Indonesia yang dipermasalahkan pihak Persija Jakarta, dikomentari balik oleh pengacara Vigit, Mohammad Sholeh.
M Sholeh menyatakan Vigit Waluyo dari awal tak mau menyudutkan klub manapun sehingga tak perlu menyampaikan permintaan maaf pada Persija.
Pernyataan ini menjawab tuntutan pihak Persija Jakarta sebelumnya meminta Vigit Waluyo untuk meminta maaf, terkait pernyataan yang menyebut kalau Macan Kemayoran juara settingan di Liga 1 2018.
Mohammad Sholeh, mengklarifikasi kalau kliennya tidak pernah menyebut nama Persija Jakarta secara gamblang.
Sholeh menjelaskan kalau Vigit hanya mengatakan bahwa kompetisi Liga Indonesia dan pengundian jadwal pertandingan itu bisa disetting.
"(Jadwal pertandingan) itu yang bisa disetting. (Vigit Waluyo) tidak mengatakan bahwa Persija itu juara settingan, itu tidak ada," ucap Sholeh dilansir dari Kompas.
"Saya beberapa kali menyampaikan dan mengklarifikasi bahwa tidak ada yang mengatakan bahwa (Persija juara) itu disetting," tambahnya.
Kemudian Sholeh menjelaskan kalau kliennya hanya mengatakan kalau klub yang mendapatkan laga terakhir home patut dicurigai kalau itu merupakan settingan.
"Gampang untuk melihat siapa-siapa (klub) yang mendapatkan laga terakhir home. Itu yang patut diduga disetting, jadwal pertandingannya yang bisa disetting," ujarnya.
Dengan adanya tuntutan dari pihak Persija agar Vigit Waluyo minta maaf atas tudingan Persija juara setinggan, Sholeh tidak akan melakukannya.
"Lho, minta maaf dalam kerangka apa? Kami punya bukti rekaman wawancara kemarin. Ini soal salah paham penulisan pernyataan Vigit," ujarnya.
"Jika memang Vigit salah tentu kami minta maaf, tapi masalahnya Vigit sejak awal tidak mau menyudutkan klub manapun," kata Sholeh menambahkan.
Sebelumnya CEO Persija Jakarta, Rafi Perdana, mengungkapkan kalau pernyataan Vigit telah melukai hati para pemain Macan Kemayoran yang telah berjuang pada 2018 lalu.
Pernyataan Terbuka Setelah Diperiksa
Sebelumnya, Vigit Waluyo tersangka kasus dugaan Pengaturan Skor Liga Indonesia berbicara blak-blakan mengenai praktik mafia bola yang terjadi di kancah persepak-bolaan Indonesia.
Meski dalam kondisi sakit, tidak menghalangi niatnya yang ingin menyampaikan seluruh pengetahuannya terkait mafia bola di depan awak media atas seizin penyidik Tim Satgas Anti Mafia Bola di ruangan rapat Ditreskrimum Polda Jatim, Kamis (24/1/2019).
Wajah Vigit Waluyo terlihat pucat didampingi dua kuasa hukumnya ketika bercerita tentang dugaan keterlibatan berbagai pihak dalam kejahatan mafia bola yang mencoreng persepak-bolaan Nasional.
Berikut pengakuan Vigit Waluyo tersangka kasus pengaturan skor dan pertandingan sepak bola yang dikelola federasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Vigit Waluyo membeberkan keberpihakan oknum untuk memenangkan pertandingan sepak bola untuk kepentingan sebuah klub saat pertandingan sepak bola yang mengarah pada tindakan dugaan Match Fixing.
Dia mencontohkan adanya juara sejak awal bahkan sudah bisa diprediksi lantaran itu diduga sudah diatur oleh sejumlah oknum yang terlibat kelompok mafia bola.
Pasalnya, dalam penjadwalan itu tampak sekali siapa yang bertanding di awal dan terakhir biasanya mereka yang didukung untuk prestasi lebih baik.
"Jawaban itu seharusnya dijawab dari PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) sendiri karena di dalam ini mereka yang lebih paham dari awal penjadwalan sampai penugasan wasit," ungkapnya di Mapolda Jatim, Kamis (24/1/2019).
Menurut dia, tudingan pengaturan skor yang dihadapinya saat ini yaitu di Liga 2 di mana klub yang diasuhnya diduga melakukan pengaturan skor alias match fixing.
Pihaknya memastikan tidak melakukan pengaturan skor namun berkomunikasi bersama oknum wasit saat pertandingan home di Mojokerto.
"Karena yang ada untuk kepentingan klub kami sendiri itu kami ajukan untuk membiayai klub. Kami tidak mengatur skor, tidak pernah, hanya mencari menang kalah saja," ungkapnya.
Vigit Waluyo membeberkan pihaknya memberi uang senilai Rp 25 juta pada oknum wasit setiap kali klubnya bermain di pertandingan home.
"Karena kami enggak pernah di Liga 1 kami hanya di Liga 2. Di Liga 2 ini kami untuk kepentingan sendiri enggak bermain dengan kepentingan klub lain tidak," pungas Vigit Waluyo.