Paguyuban Sutrisna Seni Ingin Lestarikan Reog di Malang

“Kami mengadakan even setiap tiga minggu sekali, dan sering aktif diberbagai acara pagelaran seni tahunan di Malang,”

Editor: Aji Bramastra
surya/aditya ds
Paguyuban Sutrisna Seni saat di Car Free Day, Kota Malang, Minggu (1/3/2015). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Warga yang datang di Car Free Day (CFD) Jalan Ijen Kota Malang, Minggu (1/3/2015) pagi, terhibur dengan adanya atraksi reog.

Atraksi tersebut disuguhkan oleh Paguyuban Sutrisna Seni (Pansus).

Ketua Pansus, Randa Arinta Nugraha, mengatakan, pihaknya berkeinginan melestarikan kesenian reog di Kota Malang.

Dengan sering-sering mengadakan pertunjukan reog, diharapkan masyarakat Kota Malang tidak melupakan seni tarian tradisional Reog seiiring dengan kemajuan jaman.

“Kami mengadakan even setiap tiga minggu sekali, dan sering aktif diberbagai acara pagelaran seni tahunan di Malang,” kata Randa.

Menurut Randa, Pansus tak hanya menyuguhkan petunjukan-petunjukan seni tradisional, tapi juga memberikan pelatihan tari tradisional.

Pihaknya juga akan sering menggelar diskusi mengenai kebudayaan Indonesia yang sempat diklaim oleh Malaysia ini.

“Tarian Reog sendiri terbagi dalam beberapa model antara lain Reog Obyok, Reog Festival dan Reog Garapan,” ujar Randa.

Reog Obyok biasanya ditampilkan dikampung-kampung. Tarian ini hanya sekedar hiburan dan semua bisa ikut menari, tidak ada batasan antara penari dan penonton semua bisa bergabung menjadi satu diacara tersebut.

Lalu, Reog Festival adalah tarian reog yang ditampilkan untuk acara dalam festival atau lomba, seperti acara 'Grebek Suro' di Ponorogo.

Untuk menampilkannya, sudah disesuaikan latar panggung dan alat-alat yang akan digunakan seperti gamelan dan pertunjukan tarian lainya. ( Aditya DS )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved