Batu
Warga Batu Dilarang Sakit Hingga 2016
“Kondisi ini benar-benar membuat warga Batu dilarang sakit. Minimnya stok obat membuat pelayanan kesehatan tak maksimal, kasihan masyarakat,”
SURYAMALANG.COM, BATU - Habisnya persediaan beberapa obat itu membuat Kepala Seksi Farmasi Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan Dinnas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, Eny Musfirotun merasa was-was.
“Kondisi ini benar-benar membuat warga Batu dilarang sakit. Minimnya stok obat membuat pelayanan kesehatan tak maksimal, kasihan masyarakat,” sesal Eny saat ditemui di kantor Dinkes, Jumat (10/4/2015).
Eny mengaku sudah berusaha mengajukan permintaan obat ke dinkes Provinsi Jawa Timur (Jatim). Namun, pihak dinkes Jatim menolak karena permintaan tersebut tidak direncanakan tahun sebelumnya.
“Dari pihak dinkes bilang, kalau tidak ada pengajuan sebelumnya tidak bisa. Stok yang ada di dinkes provinsi disediakan untuk daerah-daerah lain yang mengajukan sebelumnya. Baru kali ini kondisi ini terjadi di Batu, sebelumnya stok obat aman-aman saja,” paparnya.
Ia memaparkan, tahun 2014 pihaknya sudah mengajukan pengadaan obat. Ia juga telah melakukan mekanisme pengajuan pengadaan obat melibatkan pihak Puskesmas dan bagian perencanaan obat terpadu awal bulan Januari.
Masukan itu direkap sekaligus merekap stok cadangan kebutuhan obat selama enam bulan. Bulan Februari 2015, mereka dikumpulkan lagi untuk memastikan kebutuhan obat.
Ketika kebutuhan sudah dipastikan, diajukan kepada kepala dinas untuk dibahas di tingkat tim anggaran Pemkot Batu, lalu dimasukkan dalam rancangan APBD dan dibahas di DPRD.
“Kami sudah mengajukan. Waktu itu rancangan pengadaan obat menggunakan anggaran DAK (dana alokasi khusus) sebesar Rp 2,3 miliar. Tapi DPA (dokumen pelaksanaan anggaran) dikosongi, sekarang kami tidak bisa mengadakan obat,” terangnya.
Krisis persedian obat di Dinkes Kota Batu, Jawa Timur dipastikan akan terjadi tahun ini hingga 2016 mendatang.
Dinas Kesehatan dipastikan tidak bisa mengadakan obat dalam perubahan anggaran kegiatan (PAK) karena pengadaan obat tak masuk dalam APBD 2015.
Saat ini, stok obat di gudang Dinkes diperkirakan mencukupi hingga tiga bulan ke depan. Semua stok obat akan habis pada Desember 2015. Dirediksi, pada 2016 krisis obat benar-benar terjadi di Kota Batu.
(Iksan Fauzi)