PSSI Dibekukan

Menpora Hentikan Kompetisi dan Akan Gulirkan ISL Sendiri

Menurutnya, pembekuan PSSI adalah harga mati sehingga organisasi di bawah kepemimpinan baru La Nyala Mattaliti itu tidak bisa menggulirkan kompetisi.

Editor: faiq nuraini
surya/hayu yudha prabowo
remania menyalakan flare dalam aksi di Jalan Kertanegara, Kota Malang, Jumat (24/4/2015). Arema Cronus batal bertanding melawan PBR dalam lanjutan QNB League yang sedianya digelar pada 25 April 2015 

SURYAMALANG.COM, SIDOARJO - Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi ngotot memilih menggulirkan kompetisi Indonesia Super League (ISL) sendiri.

Menurutnya, pembekuan PSSI adalah harga mati sehingga organisasi di bawah kepemimpinan baru La Nyala Mattaliti itu tidak bisa menggulirkan kompetisi.

“Kami ingin liga tetap berjalan. Segera kami akan gulirkan Liga,” ujar Imam ditemui usai menghadiri Hari Lahir (Harlah) GP Ansor ke-81 di alun-alun Sidoarjo, Minggu (26/4/2015).

Langkah konkrit yang akan dilakukan Imam adalah mengumpulkan seluruh klub perserta ISL dan Divisi Utama.

Dalam pertemuan itu, dia juga mengundang PT Liga Indonesia sebagai operator liga.
Saat ini, kata Imam, pihaknya berusaha mengurai permasalahan terutama keluhan klub yang selama ini tidak terpecahkan.

Keluhan-keluhan itu nantinya akan menjadi pertimbangannya memperbaiki sistem kompetisi sepak bola di semua jenjang.

Selama ini, proses penyelesaian konflik dengan PSSI dilakukan secara tertutup. Imam enggan mengekspose langkah-langkah yang sudah diambil. Dia menegaskan, tidak ingin perencanaan yang sudah dilakukan mental.

“Kami terus bergerak dan memang tidak diekspose. Tunggu semuanya matang,” ungkapnya.

Untuk Persebaya dan Arema Cronus, Imam menegaskan masalah keduanya tergantung di internal kedua klub tersebut.

“Kalau Arema, saya minta agar diselesaikan di tingkap manajemen mereka. Saya ingin hitam di atas putih. Tentu saya akan membuat kebijakan baru agar Arema bisa ikut ISL nanti,” katanya.

Begitu juga dengan Persebaya. Imam meminta agar Persebaya dikembalikan ke klub pemiliknya yakni klub-klub internal.

“Persebaya harus dikembalikan ke pemiliknya. Yaitu klub seperti Assyabab, Mitra, dan lain-lain. Merekan (dualisme pengurus) ada yang menggungat di pengadilan. Ya sudah selesaikan dulu,” imbuh Imam. (Miftahul Faridl)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved