Tips
VIDEO : Lihat Uitemate, Teknik Mengapung Yang Bisa Selamatkan Nyawa Anda
Tak bisa berenang? Ini adalah video yang mengajarkan teknik yang sudah menyelamatkan ribuan nyawa orang tak bisa berenang...
SURYAMALANG.COM, JEPANG - Jepang dikenal sebagai negara yang sering mengalami bencana alam tsunami.
Tapi, mereka tak menyerah dengan kondisi itu.
Segala cara dilakukan dan dikembangkan, agar bisa mengurangi jumlah korban jiwa.
Salah satu cara pemerintah Jepang adalah mengajarkan kepada warga mereka teknik Uitemate.
Hidetoshi Saitoh, wakil Presiden dari Nagaoka University of Technology, mengatakan, uitemate adalah teknik mengapungkan diri di air.
Diajarkan kepada mereka yang tak bisa berenang.
Yang menarik, inti dari teknik ini adalah, anda justru tidak perlu melakukan apapun, alias berdiam diri seperti patung.
Penemu teknik ini yakin, semakin anda membuat gerakan di air, maka itu justru membuat tubuh anda tenggelam ke dalam air.
Dari video tutorial uitemate di atas, yang harus dilakukan adalah membuat tubuh telentang di air.
Wajah menghadap ke atas. tangan dan kaki direbahkan.
Jangan berpikir sepatu menambah berat dan membuat anda tenggelam, karena nyatanya sepatu justru membantu mengapung.
Nah, bila menemukan botol plastik, maka dekap botol plastik itu di dada anda, karena itu bisa membuat and mengapung.
Tapi, yang terpenting dari semua itu adalah, anda harus percaya teknik ini berhasil.
Karena bila tidak, maka anda akan panik, dan membuat gerakan yang tidak perlu sehingga badan anda akan tenggelam.
Uitemate adalah istilah Jepang yang berarti 'diam dan menunggu'.
Media Jepang, Japan Times menyebut, pada 2008, 5 anak SD nyaris tewas tenggelam di Kobe, karena badai dan banjir sehingga mereka terseret ke sungai.
Mereka selamat setelah mempraktikkan teknik Uitemate ini.
Insiden tsunami besar di Miyagi, pada 11 Maret 2011 lalu, juga membuktikan metode ini sangat efektif.
Pemerintah Jepang pun senang, bahwa teknik ini sudah mulai diajarkan di sejumlah sekolahan di Asia, terutama negara-negara yang berpotensi mengalami tsunami.
"Target kami, seluruh sekolah di dunia mengajarkan teknik ini kepada para siswa," kata Saitoh. (*)