Haji 2015

Ibu Rukayah, Korban Crane di Masjidil Haram itu Guru Ngaji yang Baik

Sosok Siti Rukayah (50), jamaah haji asal Indonesia yang menjadi korban tewas dalam peristiwa di Majidil Haram, adalah sosok yang istimewa.

Penulis: Adrianus Adhi | Editor: fatkhulalami
suryamalang.com
Siti Rukayah. 

SURYAMALANG.COM, NGAJUM - Sosok Siti Rukayah (50), jamaah haji asal Indonesia yang menjadi korban tewas dalam peristiwa di Majidil Haram, Jumat (11/9/2015), adalah sosok yang istimewa.

Walau dikenal sebagai orang sibuk, ibu dua anak ini ternyata punya waktu luang untuk mengajar ngaji anak-anak desanya.

"Almarhumah ini kalau di rumah baru sore atau malam. Pagi atau siang seperti sekarang, rumahnya selalu sepi," aku Siti Masruroh, keponakan dari Siti Rukayah pada Surya, Senin (14/9/2015).

Untuk diketahui, Siti Rukayah selama hidup dikenal sebagai orang yang aktif, dan supel. Selain mengajar Agama Islam di SMP Negeri 2 Kepanjen, ia juga menjabat sebagai Ketua Muslimat NU Kecamatan Ngajun, serta Sekretaris Perkumpulan Guru Agama Islam di Kabupaten Malang.

Selain aktivitas tersebut, Siti Rukayah juga memiliki sejumlah kegiatan rutin di luar kegiatan ibu rumah tangga, guru, dan aktivis keagamaan. Salah satunya adalah menjadi pembicara dalam acara keagamaan di Malang.

Walau demikian, kesibukan ini tidak menjadi Siti Rukayah meninggalkan keluarga. Ia bahkan masih sempat mengajar anak-anak desa di sekitar rumahnya mengaji. Ibu dua anak ini tinggal di Desa Banjarsari, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang.

"Mengajarnya di musala beliau," tambah Masruroh.

Musala tersebut berdampingan dengan rumah Siti Rukayah, yang berbentuk joglo. Ukuran musala yang belum memiliki nama ini sekitar 3 x 6 meter. Di sini ada sejumlah Al quran, peralatan salat, dan meja untuk meletakkan Al quran.

Saat SURYAMALANG.COM melihat musala tersebut, tampak sejumlah tetangga, teman kerja Rukayah yang berdoa di sana. Ruangan itu juga memiliki pintu tembus ke ruang tengah rumah Rukayah yang ramai dipenuhi oleh teman, dan saudara Rukayah.

Salah satu murid ngaji Siti Rukayah, Rayhan bercerita meja tersebut biasa ia pakai untuk belajar mengaji.

"Ngajarnya enak, kadang ngasih hadiah juga," tambah lelaki berusia 9 tahun ini.

Rayhan menjelaskan Siti Rukayah biasa megajar ngaji setiap malam hari. Jadwalnya selalu rutin.

"Terakhir ketemu dua minggu lalu, sebelum ibu pergi haji," katanya.

Saat itu, kata Rayhan, Siti Rukayah sempat berpesan pada seluruh murid agar tekun belajar mengaji. Rukayah kala itu berkata,

"Terus belajar ngaji, supaya jadi anak soleh''.

Kini, kata Rayhan, kebiasaan mengaji anak-anak di mushola digantikan Junaida, anak pertama dari Siti Rukayah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved