Gadget

Awas Ya, Main-main dengan Aplikasi Android ini Bisa Kena UU ITE!

"Yang mengunduh sudah 2.400 orang. Kebanyakan warga Malang.."

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Aji Bramastra
www.androidheadlines.com
Ilustrasi. 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Kapolres Malang Kota AKBP Singgamata, menyatakan aplikasi Panic Button sudah diunduh oleh 2.400 orang.

Aplikasi ini ada di Play Store yang ada di smartphone berbasis android.

"Yang mengunduh sudah 2.400 orang. Kebanyakan warga Malang. Dan sebanyak 200-an mencoba. Namun tidak ada kejadian darurat yang dilaporkan. Mereka hanya coba-coba saja," ungkap Singgamata kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (6/11/2015).

Ia memakluminya karena merupakan barang baru. Menurutnya, mereka yang mencoba-coba itu hanya mengucapkan selamat dan mengecek kebenaran alat itu.

"Tapi kalau benar ada kejadian darurat, yang tinggal melapor saja. Ibaratnya, aplikasi itu police on hand. Nanti kita minta anggota terdekat untuk mengecek lokasi jika ada kejadian," ujar Singgamata.

Namun agar masyarakat tidak main-main, makanya diperlukan UU ITE dan ada ancaman hukuman/dendanya.

"Beda dengan 110. Banyak yang mainkan," kata dia.

Siapa yang memencet tombol Panic Button itu terdeteksi posisinya karena ada google maps-nya.

Selain itu data-data pemecet juga sudah ketahuan karena saat mendaftarkan, data pemilik/pengunduh sudah ada.

"Jadi ada sanksinya," ingat dia.

Menurut Kapolresta, ada beberapa fitur ingin disempurnakan. Namun tidak disebutkan apa. Sebab selama November 2015 ini dianggap proses try and error.

Untuk menyosialisasikan ini, katanya, juga dipromosikan di bioskop sebelum tayangan filmnya.

"Sebenarnya kami akan memberikan penghargaan pada mahasiswa Filkom UB. Tadi pak rektor ternyata sudah memberikan duluan. Tapi gak papa. Tetap akan saya berikan biar dobel-dobel," cetusnya.

Dalam kesempatan kuliah tamu di Brawijaya Sport Centre UB dimana hadir Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti dan Kapolda Jatim Irjen Polisi Anton Setiaji, Rektor UB, Prof M Bisri memberikan penghargaan berupa uang Rp 2,5 juta ke per mahasiswa yang menciptakan aplikasi Panic Button.

Tiga mahasiswa itu dari Fakultas Ilmu Komputer (Filkom) UB. Menurut M Bisri, kreasi mahasiswanya banyak dan bisa diaplikasikan.

"Mahasiswa Filkom UB juga sudah menbuat prototipe simulator SIM. Masih dipamerkan saja untuk kita tawarkan pada yang mau. Kalau ada yang tertarik, nanti kita urus HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)-nya. Nanti bisa kerjasama," tandas rektor. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved