Malang Raya

Penulis Tenar Ini Mengaku Seperti Kelelawar, Katanya, Otaknya Lebih Jernih

"Meski buku saya ada sedihnya, tapi bermakna. Sehingga membuat orang yang membacanya jadi bersyukur karena tidak seperti dia (tokoh di bukunya)"

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: musahadah
surya/hayu yudha prabowo
agnes li 

SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Penulis Agnes Davonar yang terkenal dengan novelnya "Surat Kecil Untuk Tuhan" yang difilmkan pada 2011 menemui penggemarnya di Aula Sasana Budaya Universitas Negeri Malang (UM), Jumat sore (4/12/2015).

"Saya itu orang kalong (kelelawar). Otak saya jernih kalau menulis malam hari," ungkap Agnes dengan suara agak serak dan terbata-bata karena habis menjalani operasi tenggorokan.

Menurutnya, kebiasaan itu sudah lama, yaitu sejak ia pertama kali menulis. "Saya selalu menulis di kamar pribadi. Saya kayak kalong. Saya nulis malam hari jam 21.00 WIB sampai pukul 01.00 WIB. Itu sejak saya pertama kali menulis. Pagi hari tidak bisa menulis," ujar Agnes.
," kata dia.

Saat ditanya alasan memilih akhir cerita sedih di setiap novelnya, perempuan kelahiranJakarta, 8 Oktober 1986 ini beralasan karena melihat kesenangan orang Indonesia dengan cerita kesedihan.

"Meski buku saya ada sedihnya, tapi bermakna. Sehingga membuat orang yang membacanya jadi bersyukur karena tidak seperti dia (tokoh di bukunya). Tulisan saya begitu. Saya harus belajar dari kekurangan dia," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Agnes menyatakan untuk penulisan buku non fiksi harus melakukan riset. "Itu mutlak," katanya.

Sebab ia pernah merasakan diprotes dan harus merevisi tulisannya karena apa yang ditulisnya ada salah. Itu ketika ia menulis buku My Idiot Brother. Sehingga untuk tokoh yang dituliskan misalkan spesifik, perlu riset agar benar apa yang ditulisnya. Ia kemudian membagikan tips agar mahasiswa bisa menulis bagus. "Menulislah dengan hati jernih. Sehingga akan melahirkan karya yang baik," kata Agnes.

Ia mencontohkan menulis dengan hati biasanya saat menulis di medsos, baik di facebook atau twitter. "Jika kamu menulis di medsos? Dari hati kamu kan?," jelasnya. Soal memulai menulis, ia minta ke mahasiswa agar belajar menulis dari hal-hal sederhana.

"Awalnya saya juga gitu. Aduh..menulis selembar saja susah. Tapi kalau sudah belajar Bahasa Indonesia itu paling gampang menulis," tutur dia

Ditemui usai dialog, kepada SURYAMALANG.COM, Agnes bercerita ada dua bukunya yang akan difilmkan.

"Sebuah kebanggaan buat penulis kalau bukunya di filmkan. Itu harapan semua penulis," urainya.

Ia kemudian menyebut judul bukunya "Ibu Aku Mencintaimu" dan "Pesawat Kertas Terakhir". Buku "Ibu Aku Mencintamu" berkisah tentang anak yang malu dengan ibunya yang hanya penjual bakmi. Menurutnya, setiap ibu, apapun pekerjaannya harus dihargai. Dan menjadi tugas anaknya untuk berbakti pada ibunya.

"Seorang ibu melakukan pekerjaan itu untuk membahagiakan anaknya," ungkap dia.

Agnes sudah menulis 16 buku. Bersama adiknya, Teddy Li, keduanya suka menulis. Ayah mereka dulu bekerja sebagai penulis kaligrafi Cina. Awalnya, mereka menulis cerita online lewat Friendster dan berkembang menjadi menulis buku.

Dalam buku "Surat Kecil Untuk Tuhan", film dari ceritanya dirilis pada 7 Juli 2011. Film itu disutradarai Harris Nizam yang dibintangi oleh Dinda Hauw dan Alex Komang.

Film diangkat dari kisah nyata tentang Gita Sesa Wanda Cantika, penderita kanker Rhabdomyosarcoma pertama di Indonesia. Pemerannya masuk nominasi nominasi Piala Citra untuk Aktris Terbaik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved