Geger Gafatar

Salut, Orangtua Mahasiswa Diduga Pengikut Gafatar Ini Lacak hingga ke Kalimantan dan Kuala Lumpur

"Setelah saya datangi berkali-kali, Erry telfon, tetapi tidak tahu posisi dimana. Di telfon cerita baik-baik saja, dia merantau,sudah besar dan..

Penulis: sulvi sofiana | Editor: musahadah
surya/repro/sulvi sofiana
Erri Indra Kausar 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Kepergian Erri Indra Kausar (20) dari rumahnya di kawasan perumahan TNI AL jalan Suripto Kenjeran tidak membuat orang tuanya putus asa.

Suharijono, bapak mahasiswa semester V jurusan Elektro Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) tiga kali mendatangi kantor kepengurusan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Jatim.

Itu dilakukan karena diduga Erri pergi karena bergabung Gafatar.

"Setelah saya datangi berkali-kali, Erry telfon, tetapi tidak tahu posisi dimana. Di telfon cerita baik-baik saja, dia merantau,sudah besar dan bisa menentukan hidupnya," kata Suharijono saat ditemui di rumahnya, Selasa (12/1/2016).

Dalam percakapan itu, Erry berjanji akan pulang saat libur Natal.

Usai mendapat telfon ttersebut, Suharijono meminta bantuan beberapa kenalannya untuk melacak handphone milik Erry.

"Awal November begitu dengar anak saya ke Kalimantan, setelah melacak lewat tracking ponselnya, saya beli tiket ke Kalimantan. Saya lapor ke polsek Sungai Raya. Kami mencari dari jam 21.00 sampai 00.30 dini hari tidak ketemu. Saya terus mencari hingga empat hari," ungkapnya.

Hari keempat, Erry terlacak di bandara. Tetap saat diperiksa di bandara lewat cctv dan penumpang penerbangan terakhir juga tidak ada.

"Setelah kembali ke Surabaya, saya minta bantuan teman untuk menelusuri lagi. Sampai 14 hari di Pontianak. Dan sempat ketemu anak saya boncengan 3 di daerah Benting, Pontianak. Tapi akses masuk ke daerah itu sulit karena sarang narkoba dan banyak premannya," ujarnya.

Ponsel Erry juga sempat terlacak di Malaysia timur, tepatnya di kuala lumpur. "Saat itu di Kuala Lumpur, kebetulan ada demo dengan kondisi politik yang sulit. Tetapi nggak terkejar karena teman saya tidak punya paspor," tuturnya.

Sekarang, Suharijono hanya bisa pasrah menunggu kabar anaknya setelah melaporkan kehilangan anaknya ke Polda Jatim dan meminta bantuan Pemkot Surabaya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved