Jagad Aneh

Kisah Nyata! Seperti Film ‘Benjamin Button’, Bocah Lahir Dalam Kondisi Fisik Tua

Dikutip SURYAMALANG.COM dari Mirror (3/2/2016), kulit Anjali dan Keshav terlihat keriput layaknya orang tua.

Penulis: Eko Darmoko | Editor: eko darmoko
cdn.empireonline.com
Brad Pitt dalam film Benjamin Button 

SURYAMALANG.COM, INDIA – Anda pernah nonton film ‘Benjamin Button’ yang diperankan aktor ganteng, Brad Pitt?

Di film ini, Benjamin diceritakan lahir dalam kondisi tua, sekitar 80-an tahun. Siklus kehidupan Benjamin terjadi mundur, yakni lahir dalam usia tua dan mati dalam usia kanak-kanak.

Nah, apa yang dialami Brad Pitt dalam film ‘Benjamin Button’ ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata.

Anjali Kumari, berusia 7 tahun, dan adiknya Keshav Kumar, usia 18 bulan, asal Ranchi, Jharkhand, India mengalami seperti yang terjadi pada Benjamin Button.

Kakak beradik ini lahir dalam kondisi tua. Meskipun masih terbilang kanak-kanak, namun mereka memiliki tampilan fisik layaknya orang tua.

Dikutip SURYAMALANG.COM dari Mirror (3/2/2016), kulit Anjali dan Keshav terlihat keriput layaknya orang tua.

Mereka mengidap Progeria, yakni kelainan genetik yang menyebabkan tubuh menua lebih cepat dari biasanya.

Mereka juga mengidap penyakit Cutis Laxa, dan dokter di India mengatakan tidak dapat menyembuhkan penyakit tersebut.

Ayah mereka, Shatrughan Rajak (40), dan ibunya Rinki Devi (35), serta kakak putri Shilpi (11) tercatat tidak menderita Progeria atau Cutis Laxa.

Akibat penyakit ini, Anjali dan Khesav sering dibully oleh para tetanggannya.

“Aku tahu, aku terlihat sangat tua. Aku memiliki wajah dan tubuh yang berbeda. Aku tidak normal. Orang-orang selalu menatapku dan berkomentar buruk,” ratap Anjali.

Bahkan, di sekolahan, mereka sering diolok-olok dengan sebutan nenek tua, atau monyet dan hanuman.

Orang tua mereka sangat berharap untuk menemukan obatnya. Tapi dokter di India pasrah dan menyarankan mereka untuk berobat ke luar negeri.

“Kami bermimpi ada obat yang tercipta untuk menyembuhkan anak-anak saya,” kata ayah mereka, Shatrughan.

"Orang-orang di komunitas kami memanggil mereka 'tua' dan itu memilukan. Kami sudah mencoba untuk mendapatkan bantuan dari dokter lokal, tapi mereka telah mengatakan kepada kami satu-satunya harapan kami adalah ke luar negeri,” imbuhnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved