Malang Raya

Polisi Belum Temukan Pelaku Baru dalam Pembunuhan Nenek Berusia 91 Tahun

"Saya menduga pasti pelakukan tidak jauh, sehingga saya minta anggota untuk segera mengungkapnya. Alhamdulillah, lima jam kemudian kami bisa ungkap,"

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: fatkhulalami
Grafis : Rendra, Foto : Hayu Yudha Prabowo
Kronologi pembunuhan nenek Betsy oleh cucunya sendiri. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Penyidik Polres Malang Kota masih mendalami apakah pembunuhan terhadap Soesilowati Betsy (91) hanya dilakukan oleh ASR (15) seorang diri atau ada orang yang membantunya.

"Sedang kami selidiki, juga dalami apakah memang ada keterlibatan orang lain. Namun sementara ini berdasarkan pemeriksaan juga rekonstruksi kemarin, belum ada keterlibatan orang lain," ujar Kapolres Malang Kota AKBP Decky Hendarsono, Kamis (25/2/2016).

Dalam kasus tersebut, Decky memang menginstruksikan agar anggotanya bisa mengungkap dalam waktu cepat. Menurutnya, ketika mayat Betsy ditemukan, polisi memastikan jika ia menjadi korban pembunuhan.

Apalagi ketika penelusuran di rumah Betsy, polisi menemukan darah.

"Saya menduga pasti pelakukan tidak jauh, sehingga saya minta anggota untuk segera mengungkapnya. Alhamdulillah, lima jam kemudian kami bisa tetapkan tersangka," tegas Decky.

Sampai Kamis (25/2/2016) polisi tetap menetapkan satu orang tersangka yakni ASR. Polisi belum menemukan indikasi keterlibatan orang lain.

Kasatreskrim Polres Malang Kota AKP Tatang Prajitno Panjaitan menambahkan jika kecurigaan tetap ada. Tetapi Tatang juga menegaskan jika pemeriksaan masih menujukkan jika ASR pelaku tunggal.

"Kecurigaan-kecurigaan itu tetap ada, tetapi sejauh ini masih baru satu pelaku, si anak saja," imbuh Tatang.

Saat disinggung, apakah ayah ASR, Handi Sugeng tidak curiga ketika ibunya 'menghilang' seharian, Tatang menjawab kalau Handi tidak curiga. Handi juga disebutkan tidak mencari ibunya. Ia hanya bertanya kepada penjual stiker di dekat rumahnya tentang ceceran darah, serta ibunya yang tidak terlihat.

"Si bapak memang tidak mencari korban. Ia tidak masuk ruangan yang dipakai ibunya, karena itu memang ruang khusus ibunya dan tidak boleh dimasuki. Handi dan dua anaknya tinggal di lantai dua," ujar Tatang.

Karena berada di lantai dua itu juga, Handi mengaku tidak mengetahui kalau ASR menyeret ibunya dari dalam rumah. ASR menyeret tubuh neneknya dan membuangnya ke sungai.

"ASR melakukannya seorang diri, dan tidak ada yang mengetahuinya meskipun rumah itu berada di pinggir jalan raya," tegas Tatang.

Seperti diberitakan, ASR menganiaya neneknya Betsy, Minggu (21/2/2016) pagi. Penganiayaan itu membuat Betsy tewas. Senin (22/2/2016) pukul 01.00 wib, ASR membuang tubuh neneknya ke sungai. Pukul 06.00 wib, warga menemukan tubuh Betsy di bantaran sungai berjarak sekitar 500 meter dari lokasi pembuangan awal di bawah jembatan sungai Metro di Jalan Raya Bandulan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved