Malang Raya
Baznas Tanam 10.000 Kelor untuk Usaha ini
Jenis produk yang dihasilkan, antara lain sabun, masker, dan minyak gosok. Karena sebelumnya produksi daun kelor terbatas
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Pencetusan daun kelor sebagai produk gizi di Kota Malang terus didorong. Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Malang menanam sekitar 10.000 batang tanaman kelor sebagai bahan baku produk.
Sebagian besar ditanam di lahan milik Pemerintah Kota di sekitar Jalan KH Malik Dalam, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Sementara sisanya diperdayakan di pekarangan milik warga binaan Baznas.
Penggunaan daun kelor sebagai bahan baku produk sudah dimulai badan itu sejak tahun lalu. Beberapa jenis produk yang dihasilkan, antara lain sabun, masker, dan minyak gosok. Karena sebelumnya produksi daun kelor terbatas, pengembangan usaha sulit terealisasikan.
“Kami lihat dulu hasil dari penanaman ini. Jika bagus, maka kami akan mengembangkan pembuatan produk lain. Yang prospektif menurut kami di pasar saat ini adalah pengembangan jenis kuliner. Itu sebabnya, jenis produk yang akan kami buat kemungkinan besar seperti kue, jus, atau makanan dan minuman olahan kelor lain,” kata Sekretaris Baznas Kota Malang Sulton Hanfi, Kamis (10/3/2016).
Sistem pengelolaan kelor di lahan milik Pemkot tak menjadi masalah. Namun, untuk pengelolaan yang bekerja sama dengan warga binaan, Baznas perlu menerapkan sistem bagi hasil. Masa awal percobaan ini dapat dilihat setelah empat sampai enam bulan pascapenanaman.
Sulton menyebut, dengan menanam sistem setek, masa panen jangka masa panen daun kelor bisa lebih cepat. Apabila ditanam dengan cara menyemai biji, daun kelor baru bisa dipanen sekitar setahun setelahnya.
“Hasil panen di lahan milik Pemkot langsung bisa dibawa ke Baznas yang membidangi produksi. Sementara dari warga binaan, mungkin nanti dimungkinkan bagi hasil atau sejenisnya. Yang pasti ini masih kami uji cobakan dulu. Progresnya baru bisa dilihat pascapanen. Pengelolaan daun kelor ini tak lepas dari program yang dicanangkan Pemkot Malang,” tambahnya.
Sulton mengatakan, ke depan perlu ada kerja sama antara Baznas dan dinas terkait lain, seperti Badan Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Dinas Kesehatan. Baznas, kata dia, perlu dukungan dari instansi terkait untuk mengembangkan program usaha.
Kerja sana dengan dinas pertahanan pangan, pertanian, kesehatan. Harus bersinergi program pemerintah. Sebagai lembaga yang mendukung, akan bersinergi. Sebagai contoh, kerja sama dengan Dinas Kesehatan diperlukan untuk menjamin produk olahan makanan dari kelor yang diproduksi Baznas aman.
Di saat yang sama, diresmikan juga Wira Usaha Bersama (WUB) Hulu-Hilir Pengelolaan Sampah Plastik binaan Baznas. Melalui bidang itu, hasil sampah akan diolah dalam bentuk cacahan untuk kemudihan dikembangkan menjadi plastik utuh. Sulton bilang, pengembangan usaha itu juga untuk mendukung pengelolaan limbah dari hulu sampai hilir.
Pengambangan sistem usaha diperlukan untuk mendorong ekonomi warga sekitar lokasi, dalam hal ini di Kecamatan Kedungkandang. Juga untuk membangun kesadara masyarakat kecil pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah,” pungkasnya.
Berikut Jadwal dan Tempat Seleksi SKD CPNS Kabupaten Malang |
![]() |
---|
Sebagai Pilot Project, Universitas Terbuka Bisa Jadi Pilihan di SNMPTN |
![]() |
---|
Pemkot Malang Akan Tambah Fasum Jelang Peresmian Pasar Comboran Baru |
![]() |
---|
Mengapa ZA Pelajar Pembunuh Begal Tak Dapat Putusan Bebas? Begini Kata Pakar Hukum Pidana UB Malang |
![]() |
---|
Tunggu Diresmikan, Pedagang Mulai Memasuki Pasar Comboran Baru Kota Malang |
![]() |
---|