Malang Raya
Inilah Pesan Umar Patek dan Ali Imron Supaya Remaja Terhindar dari Paham Radikalisme
Menurut Umar Patek, paham radikalisme di Indonesia saat ini bisa sangat mudah disampaikan melalui media sosial. Di sana, konten yang bersifat radikal
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Umar Patek, terpidana kasus Bom Bali 1, memberikan beberapa pesan kepada para orangtua agar mereka waspada dan menjauhkan anak mereka dari paham radikalisme yang mengarah pada aksi terorisme.
Menurut Umar Patek, paham radikalisme di Indonesia saat ini bisa sangat mudah disampaikan melalui media sosial. Di sana, konten yang bersifat radikal bisa disuguhkan dengan cara menarik.
“Ini tren dan edektif. Tidak bisa dipungkiri karena orang sekarang dekat dengan dunia instan, atau dunia internet,” ucapnya, dalam Semianar Resimen Mahasiswa Mahasurya Jawa Timur di Malang, Senin (25/4/2016).
Untuk itu, orangtua harus memiliki kedekatan lebih dengan anak. Caranya dengan memonitor tiap kegiatan mereka yang berhubungan dengan gadget. Selain itu, orangtua juga harus memantau kegiatan yang dilakukan anak-anak di lapangan. Hal ini harus menjadi tanggung jawab bersama antara orangtua, guru, dan masyarakat luas.
Selain itu, orangtua juga diharap tidak menyepelekan orang dari penampilan.
“Kalau kita polisi, jangan “ah, ndak mungkin anak saya didekati teroris. Saya kan polisi’. Sikap itu tidak benar. Justru itu bisa dimanfaatkan oleh teroris,” tambahnya.
Ali Imron menambahkan, agar orangtua mewaspadai ciri-ciri orang yang berpemikiran radikalisme. Ia menyebut, aksi teror di Indonesia yang terjadi saat ini sebagian besar dilakukan oleh pengikut ISIS. Mereka, kata dia, lebih berbahaya dari pengikut paham ekstrem Islam lain di Indonesia.
Ciri pertama pengikut paham itu adalah suka mengkafirkan NKRI dan apapun yang berhubungan dengan pemerintahan. Kedua, para pengikut paham itu sangat kuat mempertahankan kedekatan kekeluargaan.
Alasannya mereka tidak mau orang yang sudah bergabung dengan mereka menjauh.
“Jangan mudah terpedaya dengan penampilan juga. Tidak semua yang bercelana cingkrang itu teroris. Pun sebaliknya. Teroris juga ada yang berklamufase. Padahal teroris juga ada yang klumis. Pakai kalung emas,” tambahnya