VIDEO: Butuh Uang, Saipul Jamil Jual Rumah dan Perabot dengan Harga Miring

SURYAMALANG.COM, JAKARTA - Dua bulan mendekam di tahanan, pedangdut Saipul Jamil berniat menjual rumah pribadinya yang terletak di Jalan Gading Indah Utara VI Blok NH 10 Nomor 5 Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Rumah dua lantai minimalis tersebut terbilang baru dan berada di belakang mal ternama di Kelapa Gading. 

Saipul membanderol harga penawaran rumahnya di bawah harga pasaran, yakni Rp 3,5 miliar.

Rumah Saipul Jamil kali pertama dipasarkan oleh Firman Syah di akun Facebook pribadinya.

Menurut Firman, rumah tersebut terdiri dua lantai dan berdiri di atas lahan 6x15 meter atau 90 meter persegi.

Rumah tersebut mempunyai lima kamar dan dua kamar mandi.

Saat dikonfirmasi Tribun pada Sabtu (30/4/2016), Firman mengaku sebagai kerabat Saipul Jamil.

Ia mengaku diminta Saipul membantu menjual rumah tersebut saat membesuk di tahanan pekan lalu.

Saipul akan melepas rumah beserta sejumlah perabotan yang ada di dalamnya atau full furnish dengan harga di bawah harga pasaran, yakni Rp 3,5 miliar.

Harga tersebut masih bisa ditawar atau nego.

"NJOP di situ harga rumahnya seperti punya Bang Ipul di atas Rp 4 M. Dan yang dijual furnish, mulai lantai di bawah sampai yang di lantai atas. Ada kulkas besar dan exhaust fan, lantai keramik kayu dan dinding sudah wallpaper," paparnya.

Firman mengaku baru tiga hari terakhir memasarkan rumah Saipul Jamil melalui akun Facebook.

Dan sejauh ini, sudah sekitar 20 orang yang menghubungi dan menanyakan tentang dijualnya rumah Saipul itu, termasuk  seorang artis.

"Sudah 20 orang yang minat, dari sekadar tanya-tanya sampai yang serius. Tapi, sejauh ini belum ada yang sesuai, masih di bawah harga penawaran," kata Firman.

"Mereka dari mana, saya nggak tahu, saya nggak tanya-tanya dari kalangan mana. Cuma kalau artis ada satu orang. Tapi, harganya belum cocok," sambungnya.

Menurut Firman, Saipul tidak menyebutkan alasan detail ingin menjual rumah tersebut. Namun, diduga karena Saipul tengah membutuhkan uang.

"Waktu ketemu bilangnya karena ingin dijual aja. Lagipula, kan rezeki di tangan Allah," ujarnya.

Ia pun menampik sekitar 20 orang yang gagal untuk membeli rumah itu dikarenakan alasan paranoid karena rumah itu menjadi lokasi kejadian kasus Saipul Jamil.

"Memang karena harga tawarnya aja yang belum sesuai, bukan karena takut atau parno rumah itu jadi TKP. Lagipula, memangnya itu tempat kasus pembunuhan. Kan bukan. Dan di antara mereka nggak ada tuh yang nyinggung-nyinggung soal tempat kasus Bang Ipul," ujarnya.

Firman selaku orang dekat Saipul mengaku mengetahui benar mengenai isi rumah tersebut.

Namun, ia enggan menceritakan saat ditanya lebih lanjut tentang kenangan Saipul Jamil di rumah itu.

"Kalau soal (kenangan) itu, saya no comment. Intinya, saya tahu semua isi ruangan di rumah itu, tapi saya tidak kompeten untuk menjelaskan," tukasnya.

Saat Tribun mendatangi rumah Saipul itu, seorang pembantu rumah tangga menyebutkan rumah yang hendak dijual itu mempunyai sejumlah kenangan bagi majikannya.

Rumah itu sengaja dibangun oleh 'Bang Ipul',-sapaan karib Saipul Jamil, dari hasil jerih payahnya pada 2011, untuk dihadiahkan ke istri tercintanya, Virginia Anggraeni.

"Saya sudah lebih 4 tahun kerja dengan Bang Ipul di sini. Kerja saya bersih-bersih rumah. Saya sudah kerja dengan Bang Ipul waktu Bang Ipul masih tinggal di Gang III, waktu masih istrinya, Mba Virginia. Tadinya rumah ini untuk Mba Virginia," ujar pembantu tersebut.

Namun, ia enggan menceritakan lebih lanjut kenangan lain Saipul di rumah tersebut.

"Nanti sama Mas Amin aja (asisten rumah tangga Saipul Jamil)," ujarnya.

Saipul Jamil menikahi Virginia Anggraeni pada 10 Maret 2011 atau tiga tahun selepas cerai dengan pedangdut Dewi Perssik.

Saat menikah, Saipul sempat berjanji akan membahagiakan mantan pragawati tersebut dengan membuatkan dan menghadiahkan rumah bertingkat dua dengan konsep minimalis.

Rumah itu adalah bukti cintanya dengan Virginia.

Takdir berkata lain. Virginia meninggal dalam kecelakaan mobil yang dikendarai Saipul di Tol Cipularang, Purbaleunyi, Jawa Barat pada 3 September 2011.