Blitar

Alat Perekam Rusak, Antre Pembuatan e-KTP di Blitar Selama Tujuh Jam

Warga yang lagi membuat e-KTP di Kabupaten Blitar saat ini benar-benar diuji kesabarannya. Betapa tidak, mereka harus rela mengantre berjam-jam

Penulis: Imam Taufiq | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM/Imam Taufiq
Antrean warga saat mengurus e-KTP di Kabupaten Blitar, Senin (26/9/2016). 

SURYAMALANG.COM, BLITAR - Warga yang lagi membuat e-KTP di Kabupaten Blitar saat ini benar-benar diuji kesabarannya. Betapa tidak, mereka harus rela mengantre berjam-jam dan berdesak-desakan. Itu karena jumlah orang yang mengurus kian membeludak, ditambah peralatan perekamnya di masing-masing kecamatan rusak sehingga tak bisa dipakai.

Akibatnya, mulai Senin (26/9/2016) ini, pelayanannya dipusatkan di kantor Kependudukan dan Catatan Sipil (Kapenduk Capil) Kabupaten Blitar. Bahkan, hingga pukul 15.30 WIB, warga masih terlihat berjubel dan mengantre hanya sekadar perekaman. Itu pun prosesnya masih panjang karena belum validasi data, foto, dan menunggu cetak.

"Kami mengantre sejak jam 09.00 pagi, namun sampai jam 15.30 WIB, baru dipanggil, untuk perekaman. Ini kami masih menunggu lama lagi karena masih belum foto, dll," tutur lia (18), warga Kecamatan Sanan Kulon, yang mengaku sampai membolos sekolah.

Begitu juga Dwi (18), pelajar kelas 3 SMA ini. Ia mengaku mengantre sampai tujuh jam, namun juga belum keluar dari kantor Capil. Itu karena saking banyaknya orang yang mengurus e-KTP. Katanya, mesinnya rusak sehingga harus rela mengantre bergantian. "Saya datang ke sini pukul 09.00 namun sampai tujuh jam mengantre, juga belum selesai," ujarnya.

Bahkan, Ansori (38), warga Kecamatan Kanigoro ini mengaku dirinya disuruh kembali lagi dua bulan lagi untuk mengambil e-KTP. "Tadi, semua proses kepengurusan e-KTP sudah saya jalani. Namun, itu tak bisa selesai sekarang, melainkan saya disuruh kembali dua bulan lagi. Katanya, dua bulan itu e-KTP saya sudah selesai," tuturnya.

Membeludaknya orang mengurus e-KTP saat ini karena rata-rata mereka itu habis pulang dari merantau. Mulai dari luar jawa, sampai ke luar negeri jadi TKI. Seperti Ansori, ia mengaku baru pulang dari Malaysia setelah bekerja di negeri Jiran itu sejak bujang. Begitu juga, Tukijan (46), warga Desa Ampelgading, Kecamatan Selorejo ini mengaku baru pulang dari merantau di Kalimantan.

"Tahu ada pembuatan e-KTP, saya batalkan balik ke Kalimantan dulu, untuk mengurusnya," tutur pria yang bekerja sebagai kuli bangunan di Kalimantan.

Melihat banyaknya antrean itu dipastikan target pencapaian perekaman e-KTP di Kabupaten Blitar, yang diagendakan rampung pada bulan ini, dipastikan bakal tak tercapai. Namun, menurut Eko Budi Winarso, Kepala Kantor Kapenduk Capil, penyebabnya bukan karena minimnya minat masyarakat, untuk mengurus e-KTP, melainkan ada kendala tehnis, yang tak diperhitungkan sebelumnya.

Yakni, peralatannya rusak. Misalnya, iris mata (tes mata), pringer print (scan sidik jari, server, dll.
Itu kemungkinan karena pemakaiannya tak terkontrol akibat dipakai terus menerus dalam sebulan ini buat melayani ribuan warga yang mendadak beramai-ramai mengurus e-KTP, menyusul adanya kebijakan dari pemerintah pusat tersebut.

"Yang namanya mesin, bukan orang, ya bisa rusak. Apalagi, dalam sebulan ini, itu dipakai terus menerus, sehingga panas, ditambah tegangan listriknya tak normal. Bahkan, seringkali saat peralatan itu dipakai, mendadak terjadi pemadaman sehingga membuat peralatan mudah rusak," kata Eko.

Peralatan yang rusak itu tersebar di berbagai kecamatan. Sebab, pelayanan pembuatan e-KTP saat ini bukan dipusatkan di kantor Kapenduk Capil saja, melainkan tersebar di masing-masing kecamatan. Itu dilakukan buat mengejar target, agar 150 ribu warga yang belum memiliki e-KTP bisa terlayani semua.

Namun, karena peralatannya rusak sehingga berdampak pada pelayanan. Akibatnya, sampai kini masih ada 50 ribu warga yang belum terlayani. Itu kemungkinan baru bisa dilayani kembali bulan depan atau setelah didatangkan peralatan yang baru dari pusat.

"Di 22 kecamatan itu, rata-rata salah satu peralatannya ada yang rusak. Misalnya, di kecamatan A, yang rusak itu iris mata-nya, sementara di kecamatan B, yang rusak itu pringer print-nya. Karena itu, pelayanannya kami pusatkan kembali ke kantor sini," ungkapnya.

Karena dipastikan tak bisa tercapai targetnya pada bulan, maka bagi warga yang belum memiliki e-KTP tak usah panik. Dipastikan, ada kebijakan lagi dari pusat.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved