Malang Raya
Ada Warga Kota Malang yang Belum Tahu Batas Akhir Perekaman e-KTP Diperpanjang
Data terkahir dinas itu, sejak 27 Agustus lalu sudah ada perekaman data 9.726 orang dan penerbitan 11.938 keping.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Bagus Dwi Permata (20) duduk di halaman Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Malang di kawasan Perkantoran Terpadu, Kamis (29/9). Ia sudah mengantre perekaman data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (electronic KTP/e-KTP) sejak sekitar pukul 10 pagi. Tingginya minat warga merekam data di kantor itu membuat Bagus belum juga dipanggil setelah satu setengah kemudian.
Perekaman data dilakukan di depan pintu masuk kantor. Warga yang mengantre menyebar di halaman. Ada dua puluhan kursi yang disediakan. Jumlah itu tak cukup menampung para calon perekam data yang jumlahnya ratusan orang. Banyak dari mereka yang duduk di anak tangga sebelum pintu kantor hingga bersantai di taman mini di sana.
“Hari ini terpaksa izin tidak masuk kerja. Soalnya, besok perekaman data terakhir,” kata Bagus.
Ia agaknya tak mendapat informasi bahwa ada perpanjangan hingga pertengahan 2017. Warga Kelurahan Ciptomulyo, Kecamatan Sukun, itu mengaku kesulitan mengatur waktu untuk merekam e-KTP karena harus bekerja di daerah Jalan Wilis. “Kalau libur, saya lebih pakai istirahat,” ungkapnya.
Yulianto (55), warga Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokawaru, datang bersama seorang anaknya yang berusia 18 tahun untuk menjalani perekaman data. Ia sendiri sudah mempunyai e-KTP. Menurut dia, pelayanan perekaman data e-KTP sudah lumayan bagus. Akan tapi, waktu mengantre yang cukup lama memang membuat para perekam kehilangan banyak waktu.
Hal senada disampaikan Samidi (65). Waktu berjam-jam mengantre ia gunakan untuk mengobrol bersama sang istri, Sulastri (56), sambil lesetan bersandar tiang di halaman Kantor Dispendukcapil. Datang sekitar pukul 10 pagi, pria itu baru menjalani perekaman pada menjelang siang hari.
“Saya kemarin baru kembali ke Bali. Tapi di (pelabuhan) Gilimanuk tidak boleh masuk karena tidak punya KTP. Beberapa teman ada yang lewat belakang. Saya memilih balik pulang pulang dan mengurus,” kata Samadi, yang baru saja tiba di rumah dini hari setelah menempuh perjalanan dari Bali.
Warga Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedungkandang itu menyebut, secara adminsitratif, pendaftaran rekam data e-KTP tak rumit. Ia hanya membawa berkas dari RT, RW, dan Kelurahan. Setelah data diserahkan dan diperksakelengkapannya, hari itu juga dia bisa menjalani perekaman data meski harus mengantre. Kelengkapan pengurusan berkas pun menjadi lebih mudah karena sebelumnya sang istri sudah menjalani perekaman yang sama.
Warga seperti Samidi memang menjadi target Dispendukcapil Kota Malang untuk perekaman e-KTP. Setelah warga asli yang tinggal di Kota Malang banyak sudah banyak yang terlayani, kini giliran warga asli yang tinggal di luar kota.
“Sesuai dengan instruksi Pemerintah Pusat. Kalau warga yang tinggal di luar negeri, belum masuk dalam target dulu,” kata Kepala Dispendukcapil Kota Malang Metawati Ika Wardani, saat ditemui di kantornya, Kamis.
Perekaman hari itu bukan yang terpadat dalam tempo sebulan terakhir. Hingga siang hari, jumlah warga yang melakukan perekaman berjumlah 197 orang. Jumlah e-KTP yang tercetak ada 546 keping. Metawati menyebut, jumlah itu belum final karena perekaman masih akan dilanjutkan hingga menjelang sore hari.
Pada perekeman hari itu, ada dua petugas dan alat perekaman yang dipergunakan. Pencetakan keping e-KTP pun sudah mengalami beberapa kendala minim. Antara lain rusaknya beberapa mesin cetak akibat dipakai terlalu sering. Pada awal perekaman masal, Dispendukcapil memiliki 12 alat perekaman. Saat ini, jumlah alatnya tinggal 8 saja.
Hingga batas pertengahan 2017 mendatang, ia optimistis jumlah perekaman bisa terus ditekan. Saat ini, tinggal 9,4 persen jumlah warga wajib e-KTP yang belum melaksanakan kewajiban itu. Sekadar informasi, jumlah penduduk wajib e-KTP Kota Malang ada 565.000 orang.
“Hingga batas waktu yang ada, akan kami maksimalkan. Kalau soal target, mungkin kami samakan saja dengan rata-rata adakam sebulan ini,” ujarnya.
Data terkahir dinas itu, sejak 27 Agustus lalu sudah ada perekaman data 9.726 orang dan penerbitan 11.938 keping.