Magetan

14 Paranormal Bantu Pencarian Rapit yang Hilang di Lereng Gunung Lawu, Begini Caranya

Simak upaya keluarga Rapit Atthalla Yardan Namora yang hilang di wilayah lereng Gunung Lawu. 14 Paranormal Dikerahkan,

Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Adrianus Adhi
SURYAMALANG.COM/Doni Prasetyo
Hari terakhir Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan pencarian Rapit Atthalla Yardan Namora (8) anak Warga Kelurahan/Kecamatan Plaosan, RT 02/RW 01, Kabupaten Magetan sudah sepekan hilang, di muara Kali (sungai) Gandong, Magetan, Jawa Timur, Jumat (7/10). 

SURYAMALANG.COM, MAGETAN - Sepekan sudah Rapit Atthalla Yardan Namora (8), anak Warga Kelurahan/Kecamatan Plaosan, RT 02/RW 01, Kabupaten Magetan hilang.

Badan SAR Nasional (Basarnas) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengakhiri pencarian setelah menyusuri muara Kali Gandong sejauh 70 kilo meter, dua kali jalan.

"Hari ini, Jumat (7/10/2016), hari terakhir pencarian dari BPBD Magetan dibantu Basarnas Trenggalek. Tapi kalau ada perintah dari pimpinan pencarian diteruskan, kami akan teruskan," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magetan, Ferry Yoga Saputra kepada Surya Malang, di Kali Gandong, Jumat (7/10/2016).

Basarnas dan BPBD, tambah Ferry, melakukan pencarian Rapit Atthalla Yardan Namora (8) sesuai standar operasional (SOP), sehingga dalam sepekan ini berbagai cara sudah dilakukan termasuk menyelam di sejumlah sungai yang memiliki kedalaman air cukup dalam.

"Kami (BPBD) dan Basarnas melakukan pencarian secara teknis. Kalau non teknis itu urusan keluarga korban.

Kami juga siap melakukan tugas kembali bila pimpinan dan keluarga menghendaki,"ujar Ferry.

Sementara BPBD dan Basarnas masuk ke sungai dan kadang menyelam mencari korban, 14 orang paranormal melakukan ritual di bawah jembatan Kali Gandong 1 yang memiliki kedalaman sekitar 100 meter dari atas jembatan dengan melepas empat ekor bebek, dan menyembelih satu ekor domba di tempat pertama kali korban menghilang.

Ketua tim paranormal Suwardi warga Dempelan, Kecamatan/Kabupaten Madiun, optimis korban segera ditemukan, karena ini ritual masih berlangsung dan digelar di sejumlah titik aliran Kali (sungai) Gandong yang bermuara hingga perbatasan dengan Kabupaten Madiun.

"Kami masih berupaya, tapi kami percaya korban akan ditemukan," kata Suwardi kepada Surya Malang, Jumat (7/10/2016).

Menurut Suwardi, dipercaya atau tidak dipercaya, wilayah lereng Gunung Lawu yang meliputi Jawa Timur dan Jawa Tengah masih sangat "wingit" (angker) dibandingkan daerah Madiun sekitar.

Oleh karena itu harus usaha ekstra keras, berdoa agar tidak diganggu hal-hal yang di luar nalar manusia.

"Boleh tidak percaya, tapi wilayah Lawu tidak boleh dianggap enteng," kata Suwardi paranormal yang selalu mengenakan seragam warok, baju hitam, celana hitam dan kepalanya mengenakan ikat kepala khas warok.

Seperti diberitakan Rapit Atthalla Yardan Namora (8) anak Warga Kelurahan/Kecamatan Plaosan, RT 02/RW 01, Kabupaten Magetan tiba tiba menghilang saat bermain hujan hujanan bersama Mahesa dan Zeizu, Sabtu (1/7) kemarin sekitar 17.15 WIB disekitar rumah kosong dekat rumah orangtuanya.

Sesuai informasi, korban ini pamit kepada Mahesa dan Zeizu, kalau salah satu sandalny ketinggalan. Tapi ditunggu tunggu hingga menjelang Mahgrib, korban belum juga terlihat.

Baru setelah Mahgrib usai, orangtuanya mulai panik kemudian menghubungi Polsek Plaosan.

Keesokan harinya BPBD dibantu Basarnas melakukan pencarian di sungai, dimana terakhir kali korban terlihat.

"Tidak ada yang tahu dengan pastinya, korban terakhir dilihat bermain dimana. Hanyut di Kali (sungai).

Itu hanya dikabarkan hanyut. Itu hanya prakirakan," pungkas ferri anggoya BPBD. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved