Malang Raya

Tak Mau Kalah dengan Jakarta, Crafter Malang Gelar Parade Handycraft

"Meskipun tidak sebesar Inacraft, kalau bahasa teman-teman KW. Tetapi kami memiliki misi menggelar pameran yang kami sebut Parade Handycraft ini,"

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: fatkhulalami
SURYAMALANG.COM/Sri Wahyunik
Sejumlah handycraft dipamerkan di Parade Handicrraft Malang, Sabtu (8/10/2016). 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Tidak ingin kalah dengan pameran handycraft di Jakarta, seperti Inacraft, para perajin handycraft (crafter) Malang menggelar pameran khusus handycraft.

"Meskipun tidak sebesar Inacraft, kalau bahasa teman-teman KW. Tetapi kami memiliki misi menggelar pameran yang kami sebut Parade Handycraft ini," ujar Endriyana, Koordinator Marketing Parade Handycraft Malang kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (8/10/2016).

Parade Handycraft ini merupakan parade kedua kalinya, setelah kali pertama digelar tahun lalu. Parade yang beragendakan bazar dan workshop handycraft itu merupakan wadah kreasi, belajar, dan unjuk produk bagi para crafter di Malang Raya. Kegiatan itu diinisiasi oleh Crafter Plat N.

Endri menegaskan parade digelar di digital lounge (Dilo) Telkom Kayutangan untuk menunjang terlaksananya tujuan parade itu.

"Kegiatan ini bertujuan edukasi dan tersegmen bagi crafter, penghobi handycraft, dan orang-orang yang memang ingin tahu tentang handicraft. Bukan datang untuk sekadar mampir dan melihat saja, jadi kenapa tidak kami gelar di mall tetapi di tempat ini," tegasnya.

Panitia membuat tiga kelas workshop yang dilakukan secara bergantian, hingga kegiatan berakhir Minggu (9/10/2016). Di luar ruang workshop, belasan stand menjadi area pamer handycraft. Aneka handycraft yang dipamerkan antara lain berbasis jahitan, rajut, juga clay. Produk yang dipamerkan antara lain berupa tas, hiasan jilbab, kalung, boneka clay, baju dan tas rajut, juga sandal dan rangkaian bunga.

Endri bercerita, tiga tahun terakhir, pertumbuhan crafter di Malang Raya cukup signifikan. Endri mencontohkan anggota komunitas Crafter Plat N saja, selama tiga tahun berdiri. Anggota di grup media sosial Facebook komunitas itu sudah mencapai 300 orang.

"Dan setiap hari selalu ada yang ingin bergabung. Baik mereka yang hanya ingin tahu, mencoba belajar, atau sudah menjadi pebisnis handycraft," tegasnya.

Tidak sedikit anggota yang awalnya hanya penyuka dan belajar dari nol, akhirnya kini menekuninya secara serius. Para crafter itu menjadikan hobi mereka bisnis, karena mereka juga mendapatkan ilmu manajemen bisnis dalam komunitas tersebut.

Sudarwati, misalnya. Ibu dua anak ini, dua tahun terakhir menekuni hobinya membuat handycraft secara serius.

"Dua tahun terakhir jadi serius, jadi pekerjaan yang menghasilkan uang," ujar Wati. Warga Jl Bantaran Kota Malang ini mengkhususkan produk handycraft dari jahitan, seperti aneka tas dan hiasan jilbab.

Berawal belajar secara otodidak. Kemudian dia bergabung dengan sejumlah komunitas crafter yang bisa menunjang hobinya.

"Lumayan penghasilannya untuk skala pemula seperti saya. Sejauh ini pembelinya masih perseorangan," tegasnya.

Tags
Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved