Pasar di Kota Malang Jadi Topik Pembahasan Rapat Paripurana Dewan, Tapi . . .

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Pasar di Kota Malang sempat menjadi topik pembahasan antara Pemkot dengan DPRD dalam rapat paripurna, Jumat (18/11/2016). Seluruh masalah yang membelit pasar dibahas dalam rapat paripurna tersebut.

Tapi pembahasan itu hanya berhenti pada tanya-jawab. Tak ada solusi konkret.

Anggota Fraksi PDIP, Abdul Hakim menyebut Pemkot belum tegas soal pembangunan Pasar Blimbing. Tapi Pemkot sudah minta pedagang pindah ke tempat relokasi.

Dia mempertanyakan ketegasan Pemkot terhadap investor terkait perjanjian kerja sama. Dia berharap tidak ada hal yang tak diinginkan jika pasar sudah terbangun.

Dia menyebut Pemkot tidak tegas saat menyampaian hasil kajian tim teknik Universitas Brawijaya terkait Pasar Besar. Menurut Ketua Komisi B itu, Pemkot tidak seharusnya takut menyampaikan kondisi pasar berdasarkan hasil kajian terhadap masyarakat.

“Hasil kajian itu bukan lagi rahasia,” ujarnya.

Pemkot juga diminta segera mengambil keputusan jika ingin membuat hasil kajian tandingan dari tim lain.

“Jangan ragu ambil pembanding kompeten agar pedagang tidak mengambang. Umumkan apapaun hasilnya,” tuturnya.

Anggota Fraksi PPP, Heri Pudji Utami pun menyampaikan hal serupa. Dia minta Pemkot tegas terkait hasil kajian tim teknik UB. Jika pemkot ingin membuat kajian pembanding, dia menyarankan untuk menyegerakan. Para pedagang selama ini menjadi korban atas ketidaktegasan pemkot.

Ia juga mengkritisi tindakan Pemkot terhadap pedagang di Pasar Merjosari. Menurutnya, pasar itu bisa menjadi sentra kuliner, tanpa harus membongkarnya. Adanya dua pasar, yakni Pasar Terpadu Dinoyo dan Pasar Merjosari, membuat pendapatan asli daerah bisa meningkat.

“Seperti di Yogyakarta. Ada Pasar Klewer, dan Malioboro,” katanya.