Indonesia Soccer Championship
Nenek Supraptiningsih, Aremanita “Senja” Ini Masih Atraktif dan Antusias Mendukung Singo Edan
Sambil bersepeda, saya selalu mendengarkan berita radio tentang Arema. Jadi saya selalu mengikuti perkembangan Arema
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, SUKUN - Kedatangan SURYAMALANG.COM saat mengunjungi rumah Aremanita di Lowokdoro, Kecamatan Sukun, Kota Malang bisa dikata tepat waktu. Aremanita yang berusia lebih dari setengah abad ini baru saja pulang dari bengkel untuk servis sepeda pancal kesayangannya, Selasa (22/11/2016).
Sepeda pancal berwarna biru dan banyak tempelan stiker ini tampak masih terlihat bagus. Sepeda pancal ini selalu menemani Supraptiningsih (63) untuk melihat pertandingan klub sepak bola kesayangannya, Arema Cronus, di turnamen Indonesia Soccer Championship.
Titi Arema, begitu ia akrab dipanggil, langsung menunjukkan foto-foto koleksi yang semuanya bernuansa Arema di kamarnya. Dari foto-foto itu, terlihat ia berpose bersama pemain andalan Singo Edan, seperti Cristian Gonzales, Juan Revi, dan Bustomi (kini membela Madura United). Titi sangat bangga menunjukkan foto-foto itu.
Titi yang merupakan mantan chef di salah satu hotel di Kota Malang ini, menunjukkan dedikasinya terhadap Arema. Ia rela mengayuh jarak jauh untuk bisa melihat pertandingan Arema, di Stadion Kanjuruhan. Nenek dari empat orang cucu ini, sangat gila bola. Bahkan jadi obat saat ia sakit.
"Pernah saya mengalami vertigo. Saat itu juga ada pertandingam Arema. Saya tak mau banyak pertimbangan, saya berangkat menuju Stadion Kanjuruhan, saya lihat pertandingan. Vertigo saya hilang. Terbawa senang akhirnya hilang. Itulah hebatnya bola. Gak usah beli obat, asal hati ini senang, pikiran juga tenang," kata dia.
Jarak yang ia tempuh juga sangat jauh, sekitar 20 kilometer. Namun, bagi dirinya, ia rela menempuh jarak itu. Tak hanya itu saja, Titi juga selalu berkumpul dengan anak-anak muda Aremania. Ia tak merasa malu atau minder ketika berkumpul dengan Aremania yang usianya jauh lebih muda dari dirinya. Justru ia lebih nyaman, dan sangat diterima oleh mereka.
"Justru kalau saya berkumpul dengan yang seusia saya, saya tidak nyaman. Iya kalau mereka mau menerima tingkah laku saya. Lha saya ini banyak tingkah, pencilakkan kok. Kalau sama yang lebih muda, aku anggap anakku sendiri. Mereka juga welcome dengan saya," terang dia ramah.
Tak ingin ketinggalan, ia juga pernah mengikuti konvoi kemenangan Arema dengan bersepeda pancal. Banyak cerita saat ia melihat pertandingan Arema. Mulai dari rela berangkat walaupun dalam keadaan sakit, hingga tidak sempat melihat kelahiran cucunya. Aktivitasnya di rumah juga tak jauh-jauh dari pemantauan berita Arema.
"Sambil bersepeda, saya selalu mendengarkan berita radio tentang Arema. Jadi saya selalu mengikuti perkembangan Arema. Sampai tetangga saya hafal, jika saya sudah memakai headset, pasti tidak bisa diganggu. Karena serius mendengarkan berita Arema," tuturnya.