Jagad Aneh
Ratusan Burung Mati Karena Laut Sudah Terlalu Panas, Pertanda Apa?
belakangan terungkap, kondisi laut yang terlalu panas menjadi penyebab kematian burung-burung tersebut.
SURYAMALANG.COM - Kematian unggas The tufted puffins atau puffins berumbai di pesisir darat di Pulau St Paul, Alaska, pada pertengahan Oktober 2016, sempat membuat heboh sekaligus bingung banyak ilmuwan.
Ada ratusan ekor yang mati, membuat para ilmuwan khawatir tentang keberadaan populasi burung laut berkepala putih dan berparuh oranye ini.
Nah, belakangan terungkap, kondisi laut yang terlalu panas menjadi penyebab kematian burung-burung tersebut.
"Laut Bering telah mengalami peningkatan suhu panas. Kami belum pernah melihat hal semacam ini,” kata Nate Mantua, seorang ahli ekologi di NOAA Southwest Fisheries Science Center di Santa Cruz, California.
Dalam beberapa tahun terakhir keadaan air hangat yang tidak biasa di Teluk Alaska benar-benar mengubah kondisi laut pesisir.
Selama beberapa bulan, para ilmuwan dari Oregon menemukan hampir tidak ada bahan dasar yang membentuk jaring makanan.
Ribuan singa laut, murres dan auklets Cassin mati karena kekurangan makanan.
Jumlah paus dan berang-berang yang mati meningkat di Alaska.
Perairan sub-artik dari Laut Bering awalnya memiliki catatan air dingin dan air-es pada tahun 2012 dan 2013.
Tapi semua itu berubah pada tahun ini.
Bahkan kolam air dingin yang biasanya berada di perairan bawah Laut Bering saat ini sudah menginjak 6 derajat lebih hangat daripada biasanya.
“Ini adalah suhu maksimal dari laut Bering yang paling hangat yang pernah kami lihat,” kata Phyllis Stabeno dengan NOAA Alasaka Fisheries Science Center.
”Dan suhu minimum, paling dingin selama musim dingin menjadi lebih hangat dari beberapa tahun sebelumnya.”
“Jelas bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi,” kata Parrish.
“Pada dasarnya setiap tahun kita sering menemukan kematian massal yang besar.Hal ini tampaknya diakibarkan oleh atmosfer, dan perubahan besar pada ekosistem laut. ”
Dalam siklus yang normal di Samudera Pasifik, air hangat berarti akan tersedia lebih sedikit makanan.
Ketika laut menjadi hangat, biasanya tidak lagi memiliki jumlah zooplankton yang banyak.
Hal tersebut menjadi sebuah tanda buruk bagi ikan,burung dan mamalia.
Dan itulah yang tampaknya telah mendasari apa yang terjadi pada kasus kematian massal burung puffins.
Terlepas dari itu, saat ini, para ilmuwan kelautan berencana untuk menghabiskan waktu lebih banyak, khususnya di wilayah Pasifik utara, untuk memecahkan misteri ini.
"Kami akan kembali dan melakukan beberapa banyak survey, karena kami cukup khawatir,” kata Duffy-Anderson.
(*)