Malang Raya
Melki Sering Dekati Wanita, Bukan untuk Digoda, Tapi Perbuatannya Bikin Korban Celaka
Warga Perumahan Sarimadu, Kendalpayak, Pakisaji, Kabupaten Malang diduga telah menjambret di 22 lokasi berbeda.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, SUKUN - Melki Zedeck Natten (33) harus mendekam di sel Mapolsek Sukun. Warga Perumahan Sarimadu, Kendalpayak, Pakisaji, Kabupaten Malang diduga telah menjambret di 22 lokasi berbeda.
Dia biasa menjambret pengendara motor. Sasaran utamanya adalah perempuan. Tersangka mengincar perempuan yang mencangklong tas di satu bahu.
“Rata-rata bahu kiri. Pelaku memasukkan tangan kanan ke balik tali, lantas menariknya. Pengendara yang kaget akan melepas tangan dari setir sehingga tas terlepas. Ada juga korban yang sampai terjatuh,” ujar AKP Gunarsono, Kasatreskrim Polsek Sukun, Jumat (16/12/2016).
Melki melakoni perbuatannya sejak Juni sampai Desember ini. Penjambretan terakhir terhadap Yulia PA (33), warga Perum Bandulan Permai Kelurahan Bandulan Kecamatan Sukun pada 8 Desember 2016.
Melki menarik tas Yulia di pertigaan Jalan Bandulan Barat. Saat itu Yulia mengendarai motor sendiri hendak menjemput anaknya di sekolah. Tiba-tiba, seseorang memepetnya dan menarik tas di bahu kirinya.
Yulia sempat berteriak jambret, namun penjambret kabur tak terkejar. Yulia kehilangan tas berisi uang tunai, ponsel, kartu ATM, dan sejumlah dokumen penting.
Yulia lapor ke polisi, dan datang ke bank untuk memblokir ATM-nya. Ketika dia memblokir, petugas bank memberi tahu jika ATM-nya baru saja digesek di sebuah minimarket di Jalan S Supriyadi, Sukun.
“ATM digesek untuk berbelanja, tetpi tidak berhasil karena pelaku tidak tahu PIN-nya,” ujar Gunarsono.
Yulia pun memberi tahu polisi. Polisi langsung datang ke minimarket tersebut. Polisi mendapat rekaman di kamera pengintai.
Setelah menelusuri dan identitas orang tersebut, . polisi membekuk Melki di rumahnya. Dalam pemeriksaan lanjutan, barulah diketahui jika Melki telah menjambret 22 orang.
Melki mengaku menjambret di Sukun karena sering beraktivitas di di kecamatan tersebut. Dia menjaga rumah kos peninggalan orang tuanya di Jalan S Supriyadi. Anaknya pun sekolah di Sukun.
“Dulu kerja di batu bara. Karena tidak ada lagi, saya ke Malang,” ujarnya.