Kilas Balik Malang

Terpopuler 2016 : Geger Puluhan Sapi di Sumbersuko Malang Mati Mendadak

“Sapi yang mati sebelumnya ditawar oleh seorang blantik (pedagang sapi). Siang ditawar, malamnya mati mendadak,”

Editor: Aji Bramastra
suryamalang.com/sri wahyunik
Ilustrasi : Foto ini diambil di usaha penggemukan sapi di Sanan Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang. Foto diambil Senin (25/1/2016). 

Peristiwa aneh yang terjadi di Desa Sumbersuko, Kecamatan Dampit, menjadi berita Malang paling banyak dibaca di bulan Oktober 2016 (berdasarkan data Google Anaylitics).

Warga resah, karena puluhan sapi, ditemukan mati mendadak.

Padahal, semua juga tahu kalau sapi itu punya nilai puluhan juta rupiah.

Dalam topik Kilas Balik Malang di penghujung tahun 2016, kami sajikan kembali berita tersebut :

SURYAMALANG.COM - Warga Desa Sumbersuko, Kecamatan Dampit resah, sebab puluhan sapi peliharaan mereka mati mendadak.

Matinya sapi-sapi peliharaan warga ini terjadi sejak dua pekan belakangan. Akibatnya warga mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

Namun warga pun curiga, karena kematian sapi-sapi tersebut dinilai tidak wajar.

“Sapi yang mati sebelumnya ditawar oleh seorang blantik (pedagang sapi). Siang ditawar, malamnya mati mendadak,” ungkap Kepala Desa Sumbersuko, Matsalim, saat dihubungi Senin (3/10/2016).

Belakangan terungkap, kematian hewan ternak ini modus sang blantik tersebut yang ingin membeli sapi dengan harga murah.

Blantik tersebut adalah Munawar (55), warga Dusun Lambangsari, Desa Majang Tengah, Kecamatan Dampit.

Selain blantik, Munawar juga dikenal sebagai jagal dan penjual daging sapi. Warga yang sudah menaruh curiga melakukan pengintaian.

Sabtu (1/10/2016) sekitar pukul 04.00 wib, warga mengintai Munawar di Kandang milik seorang warga bernama Ngatimin.

Saat itu Munawar diam-diam memberikan racun jenis potas ke sapimilik Ngatimin.

"Dia tidak bisa mengelak karena ditangkap warga saat melakukan aksinya. Pelaku diserahkan ke Polsek Dampit untuk diproses," tambah Matsalim.

Masih menurut Matsalim, satu ekor sapi harganya bisa mencapai Rp 25 juta.

Munawar selalu menawar dengan harga miring sehingga tidak ada kecocokan harga. Namun malamnya sapi yang ditawar mati.

Anehnya, setiap sapi milik warga mati, Munawar selalu cepat datang ke lokasi.

Munawar kemudian menawar sapi yang mati tersebut dengan harga yang sangat murah.

"Kalau dalam kondisi mati, harganya hanya Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Jadi ini modus untuk membeli sapi dengan harga murah, kemudian menjual dagingnya dengan harga normal," tegas Matsalim.

Saat ini Matsalim tengah mendata warganya yang pernah menjadi korban Munawar. Sebab sejauh ini warga yang sapinya mati tidak pernah melapor.

Namun Matsalim yakin, aksi Munawar ini sampai ke desa-desa sebelah.

Kanit Reskrim Polsek Dampit, Iptu Sholeh Mas’udi membenarkan perihal penangkapan Munawar.

Saat ini polisi masih mengembangkan kasus ini. Sebab tidak menutup kemungkinan Munawar beraksi bersama komplotan.

"Kami curiga pelaku tidak sendirian melakukan kejahatan ini. Selain itu kami sedang mendalami, berapa sebenarnya korbannya dan dimana saja," tandas Sholeh.

Diduga ada Pelaku Lain

Munawar (55), blantik yang meracuni puluhan sapi milik warga Desa Sumbersuko, KecamatanDampit mengaku beraksi seorang diri.

Munawar mengaku, hanya 13 kali meracuni sapi milik warga. Jika ada kasus kematian di atas jumlah tersebut, Munawar mengaku tidak tahu.

“Saya tidak punya teman,” ucapnya saat ditemui di MapolsekDampit, Kamis (6/10/2016).

Namun Kepala Desa Sumbersuko, Matsalim meragukan pengakuan Munawar. Matsalim mengaku sudah mendata warga yang sapinya mati diracun.

Total ada 28 sapi dari tiga dusun di Desa Sumbersuko. Masing-masing 18 sapi di Dusun Sumbertangkep, delapan sapi di Dusun Krajan, dan dua sapi di Dusun Crabaan.

“Yang memperihatinkan, rata-rata sapi tersebut hanya titipan. Warga saya istilahnya buruh, hanya memelihara sapi yang dititipkan orang lain,” ungkap Matsalim.

Matsalim meyakini, Munawar tidak beraksi sendirian. Sebab yang membeli sapi warga yang mati bukan hanya Munawar.

Matsalim menduga, cara tersebut untuk menghilangkan kecurigaan warga.

“Kadang dia (Munawar) yang datang, kadang orang lain. Tapi saya yakin orang itu juga suruhannya Munawar agar tidak dicurigai warga,” tandas Matsalim.

Meracuni sapi milik warga adalah modus Munawar agar bisa membeli sapi dengan harga murah. Sebab sapi yang mati harganya maksimal Rp 4.000.000.

Padahal jika dalam kondisi hidup, sapi tersebut bisa laku Rp 25 juta. Daging sapi mati tersebut kemudian dijual ke pasar dengan harga normal.

Sebelumnya puluhan sapi milik warga Sumbersuko, KecamatanDampit sapi mendadak. Warga menaruh curiga, sebab sapi-sapi yang mati sebelumnya ditawar murah oleh Munawar.

Sabtu (1/10/2016) sekitar pukul 04.00 wib, menangkap Munawar di Kandang milik Ngatimin. Saat itu ditangkap, Munawar berniat meracuni sapi milik Ngatimin dengan potas. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved