Pasuruan
Kapolres Pasuruan Sambangi Bocah Korban Kekerasan di RSUD Bangil
kedatangannya itu untuk melihat kondisi terakhir LAS. Ia turut prihatin atas kejadian dugaan kekerasaan yang menimpa LAS
Penulis: Galih Lintartika | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, PASURUAN - Kapolres Pasuruan, AKBP Muhammad Aldian, mendatangi korban kekerasan anak, LAS oleh tetangganya yakni YN, Sabtu (31/12/2016) di Ruang Paviliun Tulip 3 RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan. Kapolres tidak datang sendirian, melainkan bersama dengan Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP M Khoirul Hidayat dan rombongan dari Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Pasuruan.
Kapolres Aldian langsung melihat kondisi terakhir LAS yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Wajah LAS tampak bingung dengan kedatangan Kapolres Pasuruan dan rombongan ini. Kemungkinan besar, LAS masih mengalami trauma berat sehingga saat melihat orang anyar di sekitarnya, ia tampak kaget dan sedikit takit. Dahinya mengerut melihat orang asing di sekitarnya.
Kepada SURYAMALANG.COM, Aldian, sapaan akrab Kapolres Pasuruan menjelaskan, kedatangannya itu untuk melihat kondisi terakhir LAS. Ia turut prihatin atas kejadian dugaan kekerasaan yang menimpa LAS.
"Informasi terakhir, kondisinya sudah mulai membaik. Syukur allhamdulillah. Semoga LAS (nama singkatan) bisa cepat sembuh dan pulih dari traumannya sekarang," katanya.
Dia menjelaskan, saat ini, pihaknya mengambil langkah cepat. Ia berjanji akan menuntaskan perkara ini, agar pelakunya bisa dihukum dengan hukuman yang setimpal.
"Kemarin, kami sudah bawa terduga pelaku kekerasan YN ini ke RSJ Lawang, untuk hasilnya belum keluar dan kami masih menunggunya. Kenapa kami bawa ke RSJ Lawang, karena YN ini mengaku tidak ingat dengan kejadian ini dan pura-pura lupa. Makanya kami pastikan dulu kondisi psikisnya," terangnya.
Untuk motifnya, dikatakan mantan Wakapolres Banyuwangi ini, pihaknya belum bisa memastikannya. Sebab, yang bersangkutan ini susah diajak komunikasi. Bahkan, saat diajak komunikasi, yang bersangkutan cenderung diam.
"Tidak mau berbicara dihadapan penyidik. Makanya, kami juga kesulitan. Tapi kami akan berusaha maksimal untuk mendalami kasus ini," paparnya.
Dari hasil visum, Aldian mengungkapkan bahwa hasilnya positif. Ada bekas pukulan di wajah dan tubuh korban. Baik itu benda keras maupun benda tumpul. Selain itu, ada bekas luka di kemaluan korban ini. Indikasinya, ada kekerasan yang dialami korban di kemaluannya.
"Dipotong atau tidak, kami masih akan pelajari lebih lanjut. Yang jelas, kami akan terapkan pasal undang - undang anak dalam kasus ini," tandasnya.
Sementara itu, YN, terduga pelaku kekerasan terlihat seperti orang linglung. Ditemui di ruang pidum Satreskrim Polres Pasuruan, YN hanya duduk sambil menundukkan kepala. Ia hanya berdiam diri. Padahal, di hadapannya ada seorang penyidik yang sudah berulang kali melontarkan pertanyaan kepadanya.
Namun, tak satupun pertanyaan dari penyidik yang dijawabnya. Bahkan, ia sesekali tersenyum sendiri tanpa ada suatu hal yang lucu.
Namun, secara fisik YN tak tampak seperti orang yang mengalami gangguan jiwa. Badannya masih kekar. Tangan dan kakinya dipenuhi tato. Saat ditanya terkait tato di tangan dan kakinya itu, YN mengaku bahwa tatto itu merupakan warisan dari kedua orang tuanya sebelum meninggal dunia.
"Ini peninggalan dari orang tua saya. Jadi, sebelum meninggal, mereka memberikan saya tato," kata YN.
Paska menanggapi terkait tato, YN lebih terbuka dan mau bersuara. Ia mengaku tidak mengingat apapun saat kejadian itu. Yang ia ingat hanya saat mengajak LAS pulang ke rumahnya dan melewati sawah-sawah.