Malang Raya
Setelah Absen Selama Lima Tahun, Klenteng Eng An Kiong Pentaskan Wayang Potehi Lagi
Anton bercerita peminat dan penonton Wayang Potehi sangat banyak pada 2011. Penonton sangat antusias melihat Wayang Potehi.
Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KEDUNGKANDANG - Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang mementaskan Wayang Potehi lagi. Klenteng ini akan menggelar Wayang Petohi pada 23 Januari 2017 setelah lima tahun tidak menggelar pementasan.
Pementasan akan digelar di depan halaman klenteng.
Pantauan SURYAMALANG.COM, ada panggung bercat merah yang akan digunakan untuk dalang Wayang Potehi. Di depannya ada kursi untuk penonton yang menyaksikan Wayang Potehi.
Humas Klenteng Eng An Kiong, Anton Triyono mengatakan pagelaran wayang ini sudah menjadi tradisi klenteng untuk melestarikan budaya.
Anton bercerita peminat dan penonton Wayang Potehi sangat banyak pada 2011. Penonton sangat antusias melihat Wayang Potehi.
Seiring perjalanan waktu, dia merasa keberadaan Wayang Potehi semakin hilang. Makanya, klenteng menggelar pertunjukan Wayang Potehi yang sudah ada sejak 3000 tahun.
“Kami sudah lima tahun tidak mementaskan Wayang Potehi. Kami tergerak mengadakan wayang itu lagi. Intinya, untuk melestarikan budaya. Kami melihat, Kota Malang tidak punya wadah untuk Wayang Potehi dan wayang lainnya. Makanya, kami suguhkan pertunjukan Wayang Potehi ini,” kata Anton di klenteng, Kamis (19/1/2017).
Dalang dari Klenteng Hong San Kiong, Jombang dipercaya menjadi dalang dalam pertunjukan tersebut. Alasan mendatangkan dalang dari Jombang karena klenteng di Jombang masih melestarikan Wayang Potehi. Bahkanada museum Wayang Potehi di klenteng di Jombang tersebut.
Ada 6 dalang yang akan menyuguhkan Wayang Potehi. Nantinya, pementasan Wayang Potehi ini akan digelar dua sesi, yaitu pukul 15.00 WIB, dan pukul 19.00 WIB.
“Ceritanya bisa tentang kepahlawanan, cerita tentang seorang petani yang miskin. Banyak cerita yang bisa diangkat,” imbuhnya.
Perlu diketahui, Wayang Potehi adalah wayang boneka kecil yang memiliki beberapa karakter. Biasanya sekali pementasa melibatkan 3 sampai 6 dalang. Cerita yang disuguhkan bervariasi, mulai tentang kerajaan, keagamaan, tentang rakyat, dan sebagainya.