Malang Raya

Mediasi Konflik Pengelolaan Coban Jahe Tanpa Hasil

Dodik mengakui mediasi belum membuahkan hasil. Sebab pertemuan antar pihak yang berselisih ini sebatas menampung unek-unek masing-masing pihak.

Penulis: David Yohanes | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/David Yohanes
Coban Jahe di Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang. 

SURYAMALANG.COM, JABUNG - Pemerintah Desa Pandansari Lor, Jabung, Kabupaten Malang melakukan mediasi terkait polemik pengelolaan Wana Wisata Coban Jahe di desa tersebut, Sabtu (21/1/2017).

Namun mediasi tersebut belum menghasilkan keputusan yang memuaskan semua pihak.

Mediasi juga dihadiri pihak  Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Perhutani Malang raya,  Asisten Perhutani, Lembaga Kemitraan Daerah Pemangku Hutan (LKDPH) Wonosari, Ikatan Pemuda Pecinta Alam Begawan Abiyaksa (IPPASA), dan  Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Kepala Desa Pandansari Lor, Dodik Mulyo Santoso mengatakan mediasi sebagai langkah awal agar semua pihak bersikap terbuka.

“Diharap semua pihak saling menerima masukan. Semata-mata demi kemajuan Desa Pandansari Lor,” tutur Dodik, Minggu (21/1/2017).

Dodik mengakui mediasi belum membuahkan hasil. Sebab pertemuan antar pihak yang berselisih ini sebatas menampung unek-unek masing-masing pihak. Hasil mediasi ini bari akan dicarikan solusi.

Pihaknya menekankan agar semua pihak terbuka terkait penggunaan anggaran. Dengan demikian tidak ada kecurigaan satu pihak ke pihak lainnya.

“Semua pihak harus bersinergi untuk kemajuan Desa Pandansari Lor. Semua pihak bisa saling bekerja sama untuk meramaikan Wana Wisata Coban Jahe,” tegas Dodik.

Sementara itu, Ketua IPPASA Desa Pandansari, Ahmadul Bashori mengatakan mediasi sebatas mengeluarkan unek-unek tanpa menghasilkan solusi. Karena itu IPPASA menunggu solusi kongkrit untuk menyelesaikan perselisihan IPPASA dan LKDPH.

“Dalam mediasi tersebut juga terlontar tuntutan dari tokoh masyarakat agar Ketua LKDPH, Hadi Suyitnyo segera diganti,” tegas Bashori.

Namun, Hadi Suyitno menolak dikonfimasi.

Coban Jahe selama ini dikelola  oleh Lembaga Kemitraan Daerah Pemangku Hutan (LKDPH) Wonosari. Sebelumnya, Coban ini hanya tempat wisata yang tidak dikenal sama sekali. Setelah ada keterlibatan Ikatan Pemuda Pecinta Alam Begawan Abiyaksa (IPPASA), Coban Jahe dikenal luas dan menjadi lokasi wisata andalan.

Awalnya pendapatan Coban hanya Rp 600.000 per tahun. Pendapatannya melonjak sampai Rp 70 juta per tahun.

Saat pendapatan sudah besar, IPPASA dan warga sekitar disingkirkan dari pengelolaan Coban Jahe. Pihak LKDPH justru menggunakan pihak ke-3 untuk mengelola Coban Jahe. Bahkan tempat parkir yang selama ini dikelola warga, kini diambil alih.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved