Malang Raya
Tak Tahu Sopir Angkot di Kota Malang Demo, Nur Terpaksa Jalan Sejauh 3 KM
Saat hendak pulang ke rumahnya di Jalan Kemirahan, dia menunggu angkot lama. Karena tidak kunjung datang, Nur memilih jalan kaki.
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Demonstrasi sopir angkot di Kota Malang menimbuhkan kisah sedih juga lucu bagi beberapa orang. Nurhayati dan Nining Maftuhah merupakan contoh korban mogoknya sopir angkot. Dua perempuan ini memiliki kisah berbeda.
Nurhayati harus berjalan kaki sekitar tiga kilometer (KM). Perempuan yang akrab disapa Nur ini berharap menemukan angkot ketika pulang mengurusi sekolah untuk keponakannya di Poltekes di Jalan Ijen Kota Malang. Dia tidak tahu kalau angot se-Kota Malang mogok.
“Saat berangkat sekitar pukul 07.30 WIB, saya masih naik angkot ADL, meskipun tidak lewat rutenya,” ujar Nur, Senin (6/3/2017).
Saat hendak pulang ke rumahnya di Jalan Kemirahan, dia menunggu angkot lama. Karena tidak kunjung datang, Nur memilih jalan kaki. Dia menyusuri Jalan Besar Ijen ke Jalan Semeru. Dia berharap bisa menemukan angkot di perempatan Rajabali atau sekitar Jalan Basuki Rahmat.
“Saya jalan kaki sekalian olahraga agar sehat,” ujarnya.
Sementara itu, Nining Maftuhah sedikit beruntung dibandingkan Nurhayati. Perempuan asal Krebet, Bululawang, Kabupaten Malang ini tidak sampai berjalan kaki. Namun, dia menyesal memilih pergi ke Kota Malang pada hari ini.
“Kalau tahu ada demo angkot, saya tidak keluar rumah. Ada urusan ke Taspen. Saat turun bus di Gadang, dan menunggu lama, kok tidak ada angkot. Ternyata kata orang, sopirnya demo,” ujar Nining.
Karena tidak ada angkot, dia diangkut bus milik Pemkot Malang dari Gadang ke kantor Taspen yang tidak jauh dari Terminal Arjosari. Setelah selesai urusan di Taspen, dia diangkut kembali memakai bus sehingga sampai seputaran Alun-alun Tugu.
“Setelah dari Alun-alun Tugu, saya diangkut lagi naik mobil Satpol PP sampai ke Masjid Jami’ ini. Baru kali ini saya naik mobil Satpol PP,” ujar Nining.