Malang Raya
Pasar Terpadu Dinoyo Masih Kalah Ramai dengan Pasar Sementara Merjosari
Siti, penjual sepatu di Lantai 2 PTD misalnya, masih menambah rak untuk tempat sepatu jualannya. Rak pajangan itu baru dikerjakan dua hari terakhir
Penulis: Sri Wahyunik | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, LOWOKWARU - Keramaian Pasar Terpadu Dinoyo (PTD) hingga Jumat (21/4/2017) tidak seramai Pasar Sementara Merjosari. Seperti diketahui sejak 5 April, Pemerintah Kota Malang menyuruh pedagang mengosongkan Pasar Merjosari karena pasar itu hendak dibongkar.
Ratusan pedagang sudah berpindah sejak itu. Namun sebagian besar pedagang masih ada yang bertahan di Pasar Merjosari hingga Jumat (21/4/2017). Lalu bagaimana kondisi PTD setelah hampir tiga pekan dihuni pedagang dari Merjosari?
Dari pantauan SURYAMALANG.COM, PTD masih tidak seramai Merjosari. Pasar masih terlihat lengang meskipun sejumlah kios sudah buka. Memang sebagian besar tempat usaha di pinggir jalan poros antara Kota Malang - Dau - Kota Batu itu masih tutup.
Ketika SURYAMALANG.COM berkunjung ke PTD, Jumat (21/4/2017), terlihat hanya sedikit pembeli. Beberapa toko komoditas kering sudah mulai buka. Beberapa orang terlihat menambah berbagai piranti di tempat usahanya.
Siti, penjual sepatu di Lantai 2 PTD misalnya, masih menambah rak untuk tempat sepatu jualannya. Rak pajangan itu baru dikerjakan dua hari terakhir.
"Baru mulai kemarin benerin sini, harus direnovasi sendiri sesuai kebutuhan. Lima hari terakhir libur karena baru hari Minggu (16/4/2017) keluar dari Merjosari," ujar Siti kepada SURYAMALANG.COM.
Lima hari terakhir ia pakai untuk libur meski terpaksa. Siti mengaku agak galau. Ia harus pindah ke PTD dalam suasana pasar yang masih sepi.
"Di Merjosari tempat sudah dibongkar. Lima hari ini libur dulu, galau. Akhirnya baru mulai kemarin berbenah sini," tegasnya.
Sepinya pasar diakui juga oleh Ny Rukyati, pedagang barang pecah belah. "Pasarnya belum seramai Merjosari. Kalau di sana, jam 10 pagi sudah ngitung uang sejuta (Rp 1 juta) dengan jumlah barang yang dijual banyak. Hari ini sampai mau tutup paling hanya terjual 10 barang," ujar Rukyati.
Menurutnya PTD akan ramai ketika pedagang komoditas basah dan kebutuhan sehari-hari masyarakat, pindah ke PTD.
"Saya yakin kalau pedagang sayur juga ikan pindah, pasar ini akan ramai," imbuhnya.
Sementara itu, beberapa orang yang memiliki los untuk jual komoditas basah terlihat memodifikasi tempat jualan mereka. Beberapa orang menambah meja lapak mereka. Sebab lapak permanen yang berfungsi sebagai meja untuk mendisplai dagangan dinilai kurang lebar. Akibatnya beberapa orang memilih menambah sendiri meja displai mereka. Penambahan dan modifikasi lapak ini terlihat di lantai satu dan dua PTD.
"Ya ditambah biar mejanya tambah lebar, tidak cukup untuk memajang sayuran," ujar seorang laki-laki sambil memasang meja tambahan.
Polemik Pasar Dinoyo dan Pasar Merjosari berlangsung enam tahun terakhir. Pasar Sementara Merjosari terbentuk untuk menampung pedagang dari Pasar Dinoyo. Pasar Dinoyo lama dihancurkan dan berubah wajah menjadi PTD. Di samping PTD berdiri sebuah mall.
PTD berdiri di atas tanah Pemkot tetapi pembangunannya memakai dana investor. Setelah jadi, investor menjual lapak dan kios di PTD kepada pedagang seperti dalam perjanjian kerjasama antara investor dan Pemkot Malang.
Kini persoalan terjadi. Sejumlah pedagang bersikukuh tidak mau pindah dari Pasar Sementara Merjosari. Sejumlah alasan mengemuka antara lain PTD tidak representatif dan menyalahi PKS.