Malang Raya

Ini Beberapa Hal yang Dikeluhkan di Coban Rais

Ketentuan biaya jadi hal yang dikeluhkan oleh beberapa pengunjung. Jika ingin menikmati semua wahana pengunjung harus merogoh kantong dalam-dalam

Penulis: Sany Eka Putri | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Sany Eka Putri

SURYAMALANG.COM, BATU - Obyek Wisata Coban Rais kini menjadi salah satu destinasi yang diburu wisatawan yang berkunjung ke kota Batu. Banyaknya obyek foto yang jadi viral di media sosial di lokasi ini jadi salah satu faktor positif.

Tapi di sisi lain wahana Coban Rais juga masih memiliki beberapa faktor lemah yang bisa jadi bahan evaluasi.

Biaya untuk menikmati wahana di area Coban Rais jadi salah satu faktor yang dperhatikan.

Untuk menikmati setiap wahana, pengunjung harus dikenai biaya terpisah. Tiket masuk saja sudah Rp 25 ribu, dari tiket itu pengunjung dapat masuk ke dua spot yakni taman bunga plus foto ‘Love’. Untuk ke wahana lainnya, dikenai biaya sebesar Rp 10 ribu.

Ketentuan biaya ini sebenarnya juga jadi hal yang dikeluhkan oleh beberapa pengunjung, karena jika ingin menikmati semua wahana pengunjung harus merogoh kantong dalam-dalam.

Koordinator Wisata Coban Rais, Tri Agus Susilo mengatakan, hal itu sudah ditentukan dari investor atau pengembang yang sekaligus pemilik Batu Flower Garden (BFG).

Ia menegaskan, walau begitu, tetap ada pemberdayaan masyarakat, seperti dari jaga parkir, jualan makanan, hingga jasa ojek.

Mengingat jalan dari parkir ke spot wisata yang lumayan jauh, warga setempat memanfaatkan jasa ojek. Hanya Rp 10 ribu saja sekali perjalanan, dan akan diturunkan di spot pertama, yakni BFG.

Di BFG pengunjung sekalian bisa beli karcis untuk masuk ke setiap wahana di Coban Rais yang memiliki luas sekitar 11 hektar.

Dari setiap wahana, ada juga jasa fotographer, ongkosnya Rp 10 ribu untuk setiap tiga kali jepretan.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah belum ada pembatas yang aman disepanjang jalur menuju spot wisata.

Agus menuturkan, pembatas akan segera dibuat secara bertahap. "Karena spot wisata di sini juga anyar, maka pemberian pembatas akan dilakukan secara bertahap," ujar Agus.

Dari pantauan SURYAMALANG.COM, pembatas pengaman yang ada saat ini hanya terbuat dari kayu saja, bukan dari beton. Masih 25 persen penggarapan pembatas yang aman. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved