Malang Raya

LP Maarif Kota Malang Tak Terapkan Full Day School, PD Muhammadiyah Pilih Bersikap Seperti Ini

Selain itu, Sulthon menilai sosialisasi full day belum maksimal. Itu yang mengakibatkan kebingungan di tingkat bawah.

Penulis: Benni Indo | Editor: Zainuddin
SURYAMALANG.COM/Sylvianita Widyawati
Ilustrasi. 

SURYAMALANG.COM, KLOJEN – Lembaga Pendidikan (LP) Maarif Kota Malang tidak akan menerapkan full day yang mengharuskan siswa sekolah lima hari. Kebijakkan itu sesuai dengan sikap Pengurus Besar NU (PBNU).

“Instruksi dari PBNU begitu, ya kami laksanakan,” kata M Sulthon, Ketua LP Maarif Kota Malang kepada SURYAMALANG.COM, Sabtu (17/6/2017).

Selain itu, Sulthon menilai sosialisasi full day belum maksimal. Itu yang mengakibatkan kebingungan di tingkat bawah. Sebab, kepala sekolah dan guru masih belum tahu teknis dan prosedur sekolah full day.

“Ini yang perlu dinetralkan, sosialisasi dari Kemendikbud kurang. Tahu-tahu ada peraturan seperti itu,” tambahnya.

Full Day yang mengharuskan siswa di sekolah sampai delapan jam juga tidak efisien. Sulthon melanjutkan kalau pun lima hari sekolah, siswa tidak perlu pulang sampai terlalu sore.

“Kalau terlalu lama di sekolah, tentu berdampak pada psikologis siswa,” jelasnya.

Sulthon telah mengimbau para kepala sekolah dan guru LP Maarif PCNU Kota Malang agar tetap menyikapi sewajarnya. Sulthon mewanti-wanti agar tenaga pendidik tidak bersikap reaktif.

“Yang penting madrasah diniyah jalan,” terangnya.

Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Malang Bidang Pendidikan, Tobroni memilih tidak mendukung atau menolak terkait kebijakkan full day. Apalagi kebijakkan belum ditetapkan.

“Kami menanggapi entang saja. Ini kan masih sebatas wacana. Kalau memang ada perintah wajib, ya kami laksanakan. Kalau pilihan, ya kita selesaikan sesuai pilihan,” ungkapnya.

Sumber: Surya Malang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved