Malang Raya
Bakteri Difteri 'Menghantui' SMAN 3 Kota Malang, Begini Upaya yang Dilakukan . . .
Drs Basuki APP MPd, Humas SMAN 3 Kota Malang menyatakan ada siswa yang kena bakteri itu sebagai carrier (pembawa).
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Warga SMAN 3 Kota Malang, baik guru, pegawai dan siswa menggunakan masker sejak Senin (16/10/2017). Hal itu mengantisipasi bakteri difteri sesuai dengan saran dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang.
Drs Basuki APP MPd, Humas SMAN 3 Kota Malang menyatakan ada siswa yang kena bakteri itu sebagai carrier (pembawa).
"Anaknya sudah ditangani dan kami masih menunggu hasil dari Lab Mikrobiologi FK Universitas Brawijaya UB) dari swab satu kelas," jelas Basuki kepada SURYAMALANG.COM ketika ditemui di sekolahnya, Senin (16/10/2017).
Info dari Dinkes Kota Malang, yang terkena ada enam siswa dan tiga guru.
Kronologisnya ketika ada salah satu siswa yang didiagnosa difteri sebagai carrier. Karena orang tuanya dokter kemudian menyarankan swab pemeriksaan satu kelas di anak tersebut. Jumlah siswanya ada 30 orang. Hasilnya masih ditunggu sekolah.
Pihak sekolah menyikap dengan melaksanakan rapat di ruang kepala sekolah, Senin. Utamanya ingin memberitahukan kepada orangtua soal berita hoax seolah jumlah siswa yang kena banyak. Ia meminta walimurid mempercayakan sumber infonya hanya dari sekolah.
Selain itu juga akan menawarkan ke walimurid akan ada swab keseluruhan.
"Sebab biayanya kan mandiri. Jadi akan disampaikan ke walimurid dulu," papar dia.
Sedangkan Sony Darmawan, Kepala SD Muhammadiyah 9 Kota Malang menyampaikan ada tujuh siswa dan satu guru yang positif kena.
"Bagi yang terdeteksi sudah ada penanganan dengan memberikan obat dan diliburkan sejak Jumat lalu," kata Sony.
Awalnya dari adanya ortu siswa yang sakit dan opname. Kemudian pihak sekolah setelah dari RS melaporkan kepada Puskesmas Rampal Celaket dan mendatangi sekolah.
"Sekolah mengambil langkah mengundang orangtua satu kelas terdampak pada Rabu minggu lalu," ujarnya.
Kemudian pada Kamis pekan lalu dilakukan lab swab pada seluruh siswa kelas 1.
"Dengan kejadian ini menjadi kewaspadaan saling menjaga kebersihan. Karena siapapun juga tidak ingin terkena bakteri ini," katanya dan menambahkan bahwa biaya cek ke Lab Mikrobiologi FK UB dilaksanakan secara mandiri.
Hasilnya sudah keluar di mana ada tujuh siswa dan satu guru positif terkena virus. Yang terdeteksi sudah diberi obat dan diliburkan sejak Jumat lalu. Kondisi anak digambarkan sehat namun carrier.
Ada rencana akan melaksanakan swab kedua sampai hasilnya negatif. Sekolah juga melaksanakan saran dinkes dengan memakai masker buat warga sekolah sejak Senin (16/10/2017).