Media Sosial
Video Tante vs Bocah SD Bandung, Benarkah si Dalang Anggota Komunitas ini?
Ada indikasi video itu dibuat secara professional oleh sindikat tertentu. Terlihat dari juru kamera yang mengarahkan para pemain
SURYAMALANG.COM - Dalam keterangan kepada wartawan di Bandung, Sabtu (06/01), Polda Jabar telah menganalisis 3 video pornografi anak dan kamera pengawas (CCTV) di dua hotel yang diduga sebagai lokasi pembuatan tersebut.
Ketiga video itu terdiri dari satu video yang berdurasi sekitar 1 jam 11 menit dan dua video pendek yang masing-masing berdurasi 2 dan 2,5 menit, kata polisi.
Sampai Sabtu (6/1/2017), tim penyidik Polda Jabar telah menyita sejumlah barang bukti di dua hotel di Bandung yang disebut identik dengan barang yang ada di video, seperti lukisan, bantal, sprei, meja, dan kursi.
Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Umar Surya Fana menjelaskan, penyidik telah memastikan bahwa 3 anak yang diduga menjadi korban adalah anak-anak jalanan yang berdomisili di kota berjuluk Kota Kembang ini. Korban berusia antara 7 hingga 13 tahun, terangnya.
"Dari cara ngomongnya, gaya bahasa Sunda, bahasa Sundanya anak-anak Bandung.
"Kita pastikan anak-anak berumur kurang lebih 7 tahun, 10 tahun, dan 13 tahun.
"Dan tiga-tiganya tidak bersaudara," ungkap Umar.
Lantas Siapa Sosok Wanita Dewasa itu?
Ada indikasi video itu dibuat secara professional oleh sindikat tertentu.
Polisi menduga wanita itu adalah anggota komunitas paedofil.
Hal itu terlihat dari juru kamera yang mampu mengarahkan para pemain, yakni si korban maupun pelaku perempuan dewasa.
Di hadapan wartawan, Umar Surya Fana mengindikasikan bahwa video itu diproduksi untuk kemudian dijual ke komunitas paedofil.
Pejabat Polda Jabar mengatakan bahwa video itu kemungkinan diproduksi untuk kemudian dijual ke komunitas paedofil.
"Indikasinya seperti itu. Cuma kita masih dalami, apakah dijualnya untuk komunitas dalam negeri atau luar negeri," katanya.
Dengan motif seperti itu, Polda Jabar mengakui terungkapnya video ini kemungkinan menunjukkan ada pergeseran konsumen terkait kejahatan seksual anak.
Biasanya, lanjut Umar, korbannya adalah anak perempuan dengan pelaku pedofil laki-laki dewasa atau anak laki-laki dengan pedofil laki-laki dewasa.
Namun untuk kasus ini, korban adalah anak laki-laki dengan pelaku wanita dewasa.
"Ini mungkin ada pergeseran demand (permintaan) Karena seperti kita tahu, tidak ada penyediaan jasa atau barang, tanpa ada pesanan atau demand-nya. Ini tampaknya, demand-nya agak bergeser sekarang, pelaku paedofilinya perempuan dewasa, korbannya anak laki-laki," kata Umar.
Dalam rekaman video mesum anak SD yang sedang viral, rupanya mengungkap hal yang miris. Bagaimana tidak?
Korban 2 anak kecil di bawah umur yang terlibat dalam video mesum yang sedang heboh di dunia media sosial, diduga salah satunya merupakan anak jalanan.
Hal itu terungkap dari percakapan dalam video berdurasi 1 jam 11 menit itu.
Pada adegan pembuka tayangan tersebut, terlihat seorang wanita berinisial I masuk ke dalam sebuah kamar hotel.
I mengenakan kacamata, baju berwarna hitam, dan rok sepaha berwarna putih.
Di belakangnya datang seorang bocah yang mengenakan sweater berwarna merah muda, diketahui belakangan, anak tersebut berinisial D.
“Saya belum makan, haus, tadi habis ngamen, tadi D ngomong begitu,” ujar I ketika berbicara kepada seorang lelaki yang diduga merekam video tersebut atau sebut saja P.
Percakapan selanjutnya terjadi namun untuk hal tertentu tidak dilanjutkan dalam tulisan ini.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto menilai, beredarnya video tersebut dapat berdampak negatif terhadap anak di Indonesia.
Anak-anak dikhawatirkan akan meniru perbuatan tak senonoh tersebut.
"Jika video tersebut terus beredar, bisa berpotensi peran-peran yang ada di video itu diimitasi oleh anak. Ini berbahaya," kata Susanto seperti dilansir dari Kompas.com.
Polisi Memburu Pembuat Video
Umar memperkirakan, video ini dibuat tidak hanya di dua hotel tersebut tapi juga di beberapa hotel lainnya.
Saat ini, penyidik Polda Jabar sedang memburu pembuat video dan para tersangka lain.
Polda Jabar juga membentuk tiga tim untuk menangkap para tersangka, sekaligus mencari para korban.
Umar mengaku telah mengantongi identitas para tersangka.
"Ada identifikasi yang sudah kita dapat, misalnya tato di tangan, di paha, kemudian karateristik wajah.
"Kita sudah sebar, mudah-mudahan dalam satu dua hari ini, kita sudah dapat," beber Umar.
Video ini diduga melibatkan seorang laki-laki pembuat video, dua orang perempuan dewasa pelaku video porno, dua orang ibu korban, dan tiga anak laki-laki yang menjadi korban, kata polisi.
Video asusila ini muncul dan menyebar di masyarakat di internet.