Lamongan

Cinta Ditolak Dukun Bertindak, Cewek-Cewek di Lamongan Ini Justru Mengalami Hal yang Memilukan

Bagi tiga perempuan korban penipuan Lilis mengaku tidak ada lagi yang bisa diharapkan, sementara kerugian semakin menumpuk.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: eko darmoko
Tribun Pekanbaru/Budi Rahmat
Ilustrasi 

SURYAMALANG.COM, LAMONGAN - Ada pepatah mengatakan, cinta ditolak dukun bertindak.

Ternyata itu berlaku bagi tiga wanita asal Lamongan dan Surabaya ini.

Karena asmaranya dengan laki-laki idamannya kandas, tiga perempuan ini memanfaatkan jasa seorang dukun.

Sementara dukun yang diandalkan juga paranormal wanita.

Namun cinta itu tak mereka dapatkan, dan tak satu pun laki-laki itu kembali ke pangkuannya.

Yang lebih memprihatinkan, uang total sebesar Rp 176.368.000 yang diserahkan ke tangan si paranormal tidak kembali juga.

Dengan menanggung rasa malu, apa yang dialami tiga perempuan akhirnya sampai juga ke meja penyidik Polres Lamongan.

Sementara si dukun Lilis (32) warga Sidodadi Kelurahan Sidoharjo Kecamatan Lamongan sudah diamankan, Sabtu (3/2) pukul 23.37 WIB dan kini masih dalam pemeriksaan intensif penyidik.

Penasaran bagaimana tiga wanita yang putus cinta ini sampai begitu nekat harus merogoh kocek demi laki-laki yang pernah menjalin asmara dengan mereka dan akhirnya putus.

Itu berawal pada Juli hingga Januari 2018 para wanita ini mendengar kalau ada 'orang pintar', wanita asal Lamongan.

Pelaku, Lilis diketahui sebagai paranormal spesialis pengembali asmara yang berantakan atau mengharmoniskan hubungan asmara.

Karena ingin asmaranya bertaut kembali, para wanita ini meminta bantuan kepada tersangka yang mengaku sebagai dukun asmara yang bisa membantu permasalahan para korban dalam percintaan.

"Mereka korban juga minta bantuan tersangka agar bisa menjadi orang sukses dalam hal berkarir," kata Pjs Kasubag Humas, Iptu Sunaryo Minggu (4/2/2018).

Permintaan para korban yang bertandang ke rumah Lilis kemudian dimanfaatkan tersangka untuk mengeruk uang dari para korban dengan modus perdukunan.

Tiga perempuan ini semakin yakin kalau Lilis adalah perempuan paranormal yang sejati.

Dalam perjalanan waktu meminta sejumlah uang dengan alasan untuk ritual atau nyekar di pepunden.

Ada saja modusnya, Lilis juga menyerahkan batu merah delima korban Anis.

Batu itu kata Lilis harus disimpan di dalam dompet korban.

Ada juga ajian berupa raja, keris yang disyaratkan dan diserahkan kepada korban.

Saat para korban datang ke rumah pelaku, semuanya disuguhi pola ramalan dengan menggunakan kartu ramalan.

Namun setelah korban pertama, Anis beberapa kali menyerahkan uang dengan jumlah sekitar Rp 30 juta justru hubungan percintaannya dengan pemuda harapannya putus.

Sementara untuk karir tidak ada perubahan dan tidak ada hasilnya.

Asmara berantakan, karir dan usaha tidak ada peningkatan dan semakin runyam.

Begitu juga dengan korban kedua Riska yang sudah menyetor uang sebesar Rp 700 ribu sebagai syarat untuk ritual.

Yang lebih parah menjadi korban kepiawaian Lilis adalah Siti Sri Mulyani, seorang abdi negara atau PNS asal Tikung Lamongan.

Karir pegawainya tidak ada yang signifikan alias tidak ada peningkatan.

Tak hanya soal karir, persoalan asmara juga sama.

Padahal untuk korban terakhir ini sudah merogoh keuangan pribadinya hingga mencapai Rp 145.668.000.

Bagi tiga perempuan korban penipuan Lilis mengaku tidak ada lagi yang bisa diharapkan, sementara kerugian semakin menumpuk.

Langkah nyata dilakukan yakni melapor ke polisi.

Anis dalam hal ini sebagai pelapor, sedang dua korban, Sri dan Riska menjadi saksi korban.

Selain mengamankan tersangka yang kini dijerat pasal 378 KUHP, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa, 1 buah batu merah delima, kartu yg digunakan untuk meramal, 1 buah raja dan 1 buah keris.

Penyidik kini sedang mengembangkan penyelidikan di kemanakan oleh tersangka uang sebanyak itu.

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved