Sinopsis
Sinopsis Chandra Nandini ANTV Episode 75, Minggu 18 Maret - Bhim Membunuh Pelayan!
Sinopsis Chandra Nandini ANTV Episode 75, Minggu 18 Maret - Bhim ingin menodai pelayan kerajaan, namun malah berakhir membunuhnya
Penulis: Insani Ursha Jannati | Editor: Insani Ursha Jannati
Mereka berpapasan di koridor di mana Chandra bingung apa yang terjadi pada kening Nandini.
Nandini heran bukankah itu luka karena ulahnya.
Chandra mengelak dia tak mungkin melakukan itu.
Mendengar penjelasan Nandini, Chandra langsung mengajaknya ke tabib.
Percakapan keduanya diperhatikan Helena hingga membuatnya panik karena Nandini sudah memakan puding yang berisi ramuannya.
Kalau sampai tabib tahu, Helena dalam masalah besar.
Chandra dan Nandini bertemu tabib menceritakan kalau akhir-akhir ini Nandini berimajinasi.
Tabib menjelaskan akan mengetahui apa yang terjadi pada Nandini asalkan Nandini mau diambil sedikit darahnya.
Nandini ketakutan, Chandra banyak akal dengan terus mengajaknya bicara sehingga perhatiannya teralihkan dan contoh darah pun berhasil diambil dari jari Nandini.
Bhadraketu dan Chitralekha
Mereka membicarakan Bindusara dan Dharma.
Bhadra tak habis pikir kenapa saudaranya itu bisa jahat pada Dharma padahal dia lelaki yang baik.
Citralekha menyuruh Bhadra memberi pemahaman pada Bindusara.
Bhadra mengamini sebelum dirinya pindah ke Parvatak.
Citralekha bingung kenapa mendadak dia ingin jauh dari Magadha.
Ini semua karena kasarnya Chandra beberapa waktu lalu.
Chandra (yang saat itu dirasuki Bhim) mengusir Bhadra dari Magadha.
Bhadra meminta Citralekha menjaga rahasia ini.
Sukma Bhim Kembali Merasuki
Saat sedang berjalan di koridor, sukma Bhim merasuki Chandra.
Pelayan yang sebelumnya dia goda melintas, Bhim-Chandra pun memanggilnya dan membawanya ke kamar.
Nafsu Bhim tak terelakkan, dia mendekati pelayan bahkan menindihnya di kasur.
Pelayan bersikeras menjauh yang langsung dibunuh Bhim-Chandra.
Bhim ketakutan.
Dharma Bindusara
Dharma sedang ganti baju mendadak Bindusara masuk.
Sambil mengomeli Bindusara, Dharma memakai dupatta menutupi tubuhnya.
Bindusara tak terima diomeli begitu, dia pun mencengeram wajah Dharma.
Dharma langsung beranjak tetapi Bindusara menariknya dan langsung menodongkan pisau ke leher Dharma.
Dharma balik menantang.
Meski dia mati, dia rakyat biasa dan tak punya siapa-siapa sehingga dia takkan kehilangan apa-apa.
Sedangkan bila Bindusara membunuhnya, Bindusara pasti kehilangan semuanya.
Lagipula mengganggu hidupnya jauh lebih baik bagi Bindusara daripada langsung membunuhnya, tegas Dharma.
Helena Menukar Darah
Helena menyelinap ke ruangan tabib dan langsung menukar contoh darah Nandini di dalam wadah dengan darahnya.
Tabib mengetahui keberadaan Helena, Helena beralibi ingin mengambil obat.
Mohini dan Bhim Menyembunyikan Mayat
Betapa terkejutnya Mohini saat memasuki kamar Chandra ada mayat tergeletak di sana.
Mohini menceracau Bhim bagaimana bisa dia bertindak bodoh.
Mereka pun cepat-cepat membereskan mayat itu, menutupinya dengan kain.
Sialnya, darah di leher pelayan tadi berceceran di lantai.
Nandini Bertemu Citralekha di Koridor
Citralekha menjelaskan semuanya pada Nandini bahwa malam ini malam terakhirnya dan Bhadraketu di Magadha.
Citralekha juga menceritakan bahwa Chandra-lah yang mengusir Bhadra.
Nandini menenangkan Citra dan langsung menemui Chandra.
Nandini, Bhim-Chandra, Mohini
Nandini masuk ke kamar Chandra ingin membicarakan perihal Bhadra.
Nandini memohon agar Chandra memberinya kesempatan.
Bhim-Chandra pun mengiyakan karena bila Chandra terlalu sadis, Nandini akan curiga.
Nandini bahagia langsung memeluk suaminya.
Saat kepalanya menatap lantai, ceceran darah terlihat jelas di sana.
Nandini mencoba mengikuti arahnya.
Bhim dan Mohini (yang sedang bersembunyi) kaget dan ketakutan.