Sinopsis

Sinopsis Chandra Nandini ANTV Episode 75, Minggu 18 Maret - Bhim Membunuh Pelayan!

Sinopsis Chandra Nandini ANTV Episode 75, Minggu 18 Maret - Bhim ingin menodai pelayan kerajaan, namun malah berakhir membunuhnya

Penulis: Insani Ursha Jannati | Editor: Insani Ursha Jannati
Star Plus
Sinopsis Chandra Nandini 

SURYAMALANG.COM - Sinopsis Chandra Nandini ANTV Episode 75, Minggu 18 Maret - Bhim ingin menodai pelayan kerajaan, namun malah berakhir membunuhnya

Nandini Gundah Gulana

Nandini melakukan pemujaan dan akan mengoleskan sindoor, ingatannya langsung tergugah ke masa silam di mana Chandra mengoleskan sindoor di keningnya.

Sedetik kemudian, bayangan Chandra yang lain muncul, yakni bayangan Chandra yang bersikap kasar saat memanggilnya Savitri.

Malam itu Chandra hadir membangunkannya dan mendadak menunjukkan surat-surat dia bilang bahwa itu ditulis Savitri untuh Bhim.

Chandra juga meyakinkan kalau istrinya Nandini sudah tiada sejak 10 tahun silam.

Kilasan ingatan itu memberi Nandini ide kalau dia bisa menemukan surat-surat tersebut, maka memang benar Chandra hadir ke kamarnya.

Namun bila surat itu tak ada, maka Nandini hanya berimajinasi dan dia bersedia meminta maaf karena sudah membuat Chandra kebingungan dan menuduh yang tidak-tidak.

Padahal, Nandini tidak tahu kalau Chandra yang telah kasar padanya adalah Bhim-Chandra alias tubuh Chandra yang terasuki Bhim.

Mencari-cari keberadaan surat itu namun tak ditemukan, Nandini memanggil pelayan yang membersihkan kamarnya.

Pelayan menjawab kalau tidak menemukan apa pun.

Surat di Tangan Mohini

Benar saja jika Nandini tidak bisa menemukan surat-surat itu karena sudah di tangan Mohini.

Mohini berniat membakarnya tiba-tiba pelayan masuk mempersilakan hidangan.

Sedangkan Bhim tengah asyik di tubuh Chandra yang sedang santai di kerajaan.

Mohini memutuskan menemui Bhim-Chandra.

Mohini dan Nandini Menemui Bhim-Chandra

Bhim mulai nyaman menjelma sosok Raja karena semua orang yang berpapasan dengannya segan.

Bhim-Chandra duduk bersantai di dekat pelayan yang berberes lantas Bhim-Chandra memerintahnya membawakan minuman.

Pelayan datang, namun nafsu Bhim muncul.

Bukannya segera mengambil minumnya, dia malah membelai tangan si pelayan bersamaan dengan datangnya Mohini dan Nandini yang berjalan di koridor.

Mohini terkejut, dia tak membayangkan kalau Nandini melihat ini semua.

Mohini pun menyapa Raja hingga membuat Bhim-Chandra kaget.

Pelayan pergi dan Bhim-Chandra memarahi Mohini.

Nahini kemudian mendekati Bhim-Chandra karena ingin mengutarakan suatu hal.

Di kamar Nandini meminta maaf dan bahagia karena tuduhannya terhadap sang suami salah.

Nandini memeluk Chandra dari belakang asal Chandra mau berbicara padanya.

Siapa sangka, Chandra yang memang dirasuki Bhim malah mendorong Nandini hingga keningnya terbentur pinggiran meja.

Nandini tersentak bukan main bagaimana mungkin Chandra seperti itu.

Bhim seketika sadar kalau Nandini akan curiga sehingga dia kembali bersandiwara bak Chandra yang baik hati.

Bhim-Chandra mengolesi kening Nandini dengan ramuan.

Nandini menawari Chandra dia akan memijat kepalanya tetapi Bhim-Chandra menolak dan pamit tidur.

Bindusara Mengerjai Dharma

Pooja Bindusara segera dimulai yaitu dengan mengguyurkan 21 guci air sumur di atas kepalanya.

Tiba-tiba Bindusara menghentikan pendeta, dia bertanya apakah sang istri bisa ikut dalam pooja-nya.

Pendeta menjawab iya kemudian Bindusara memanggil Dharma.

Bindusara mengerjai Dharma dengan mengatakan bahwa Dharma-lah yang akan mengambil air suci dari sumur sebanyak 21 guci.

Nandini berusaha membela Dharma kalau Dharma sedang berpuasa sedangkan matahari terik.

Namun Bindusara menjawab dengan nada meremehkan.

Dharma langsung menerima tantangan itu.

Sambil tertatih-tatih, Dharma menyelesaikan guci ke-21 dan tantangan pun berhasil Dharma lakukan.

Kini giliran Dharma menantang Bindusara di mana ada sebuah ritual bagi pengantin baru.

Ritual itu adalah pengantin pria harus menggendong pengantin perempuan untuk menaiki anak tangga hingga ke puncak kuil.

Bindusara menolak ritual itu namun Dadima menyetujui Dharma, bagaimanapun Bindusara harus melakukan ritual itu.

Chandra Nandini

Mereka berpapasan di koridor di mana Chandra bingung apa yang terjadi pada kening Nandini.

Nandini heran bukankah itu luka karena ulahnya.

Chandra mengelak dia tak mungkin melakukan itu.

Mendengar penjelasan Nandini, Chandra langsung mengajaknya ke tabib.

Percakapan keduanya diperhatikan Helena hingga membuatnya panik karena Nandini sudah memakan puding yang berisi ramuannya.

Kalau sampai tabib tahu, Helena dalam masalah besar.

Chandra dan Nandini bertemu tabib menceritakan kalau akhir-akhir ini Nandini berimajinasi.

Tabib menjelaskan akan mengetahui apa yang terjadi pada Nandini asalkan Nandini mau diambil sedikit darahnya.

Nandini ketakutan, Chandra banyak akal dengan terus mengajaknya bicara sehingga perhatiannya teralihkan dan contoh darah pun berhasil diambil dari jari Nandini.

Bhadraketu dan Chitralekha

Mereka membicarakan Bindusara dan Dharma.

Bhadra tak habis pikir kenapa saudaranya itu bisa jahat pada Dharma padahal dia lelaki yang baik.

Citralekha menyuruh Bhadra memberi pemahaman pada Bindusara.

Bhadra mengamini sebelum dirinya pindah ke Parvatak.

Citralekha bingung kenapa mendadak dia ingin jauh dari Magadha.

Ini semua karena kasarnya Chandra beberapa waktu lalu.

Chandra (yang saat itu dirasuki Bhim) mengusir Bhadra dari Magadha.

Bhadra meminta Citralekha menjaga rahasia ini.

Sukma Bhim Kembali Merasuki

Saat sedang berjalan di koridor, sukma Bhim merasuki Chandra.

Pelayan yang sebelumnya dia goda melintas, Bhim-Chandra pun memanggilnya dan membawanya ke kamar.

Nafsu Bhim tak terelakkan, dia mendekati pelayan bahkan menindihnya di kasur.

Pelayan bersikeras menjauh yang langsung dibunuh Bhim-Chandra.

Bhim ketakutan.

Dharma Bindusara

Dharma sedang ganti baju mendadak Bindusara masuk.

Sambil mengomeli Bindusara, Dharma memakai dupatta menutupi tubuhnya.

Bindusara tak terima diomeli begitu, dia pun mencengeram wajah Dharma.

Dharma langsung beranjak tetapi Bindusara menariknya dan langsung menodongkan pisau ke leher Dharma.

Dharma balik menantang.

Meski dia mati, dia rakyat biasa dan tak punya siapa-siapa sehingga dia takkan kehilangan apa-apa.

Sedangkan bila Bindusara membunuhnya, Bindusara pasti kehilangan semuanya.

Lagipula mengganggu hidupnya jauh lebih baik bagi Bindusara daripada langsung membunuhnya, tegas Dharma.

Helena Menukar Darah

Helena menyelinap ke ruangan tabib dan langsung menukar contoh darah Nandini di dalam wadah dengan darahnya.

Tabib mengetahui keberadaan Helena, Helena beralibi ingin mengambil obat.

Mohini dan Bhim Menyembunyikan Mayat

Betapa terkejutnya Mohini saat memasuki kamar Chandra ada mayat tergeletak di sana.

Mohini menceracau Bhim bagaimana bisa dia bertindak bodoh.

Mereka pun cepat-cepat membereskan mayat itu, menutupinya dengan kain.

Sialnya, darah di leher pelayan tadi berceceran di lantai.

Nandini Bertemu Citralekha di Koridor

Citralekha menjelaskan semuanya pada Nandini bahwa malam ini malam terakhirnya dan Bhadraketu di Magadha.

Citralekha juga menceritakan bahwa Chandra-lah yang mengusir Bhadra.

Nandini menenangkan Citra dan langsung menemui Chandra.

Nandini, Bhim-Chandra, Mohini

Nandini masuk ke kamar Chandra ingin membicarakan perihal Bhadra.

Nandini memohon agar Chandra memberinya kesempatan.

Bhim-Chandra pun mengiyakan karena bila Chandra terlalu sadis, Nandini akan curiga.

Nandini bahagia langsung memeluk suaminya.

Saat kepalanya menatap lantai, ceceran darah terlihat jelas di sana.

Nandini mencoba mengikuti arahnya.

Bhim dan Mohini (yang sedang bersembunyi) kaget dan ketakutan.

LINK LIVE STREAMING ANTV CHANDRA NANDINI 1

LINK LIVE STREAMING ANTV CHANDRA NANDINI 2

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved