Sinopsis
Sinopsis Chandra Nandini ANTV Episode 76, Senin 19 Maret 2018 - Dharma Diculik
Sinopsis Chandra Nandini ANTV Episode 76, Senin 19 Maret 2018 - Dharma Diculik, Chandra Semakin Mesra dengan Mohini
Penulis: Insani Ursha Jannati | Editor: Insani Ursha Jannati
Bhim-Chandra menyentaknya agar tak terus mengambil kesempatan atas sandiwara ini.
Mohini pun diusir, sukma Bhim keluar dari tubuh Chandra.
Chandra sadar dan pusing, dia menunggu Nandini kenapa lama sekali.
Chanakya Dijebak
Dua orang suruhan Swananda (di balik Bhim dan Mohini yang juga raja pertama Magadha) menyelinap ke kamar Chanaknya.
Dia menyiram tembok kamar Chanaknya dengan minyak tanah serta memasang jebakan di pintu kamar yang ditutup keset.
Nandini Kecewa Berat
Dia menangis tersedu-sedu di kamarnya.
Dia tak habis pikir atas tingkah suaminya itu lantas melucuti semua perangkat keratuannya.
Nandini tak mau lagi jadi ratu.
Chandra datang.
Terkejut melihat istrinya bertindak demikian.
Dia bertanya apa yang terjadi, Nandini menceracaunya lalu mengusirnya.
Nandini mulai ragu akan identitasnya.
Dia khawatir dia memang Savitri yang begitu mencintai Chandra.
Dalam keadaan kalut, Nandini memikirkan seseorang bisa membantunya.
Chanakya Menyadari Jebakan
Nandini berpapasan dengan Chanakya yang akan masuk kamarnya, tapi langsung tersentak karena mencium aroma minyak tanah.
Chanakya menyelidik, dia mengangkat keset di pintu rupanya ada jebakan di sana.
Chanakya akan memberi tahu Chandra atas kejadian ini semua.
Perayaan Dussera
Perayaan Dussera segera dimulai.
Helena mengutus Bindusara untuk memulai ritualnya karena Chandra tidak akan hadir.
Bindusara mengambil panahan dan anak panah yang dicelupkan ke kobaran api.
Sejurus kemudian, patung raksasa Rahwana diselimuti kobaran api.
Chanakya dan Nandini hadir di tengah-tengah peraayaan dan mengatakan tentang situasi tidak aman kerajaan.
Tiba-tiba sebuah mayat hangus terjatuh dari patung Rahwana.
Semua kaget, mereka mulai panik karena Chandra ataupun Dharma sama sekali tak terlihat.
Dengan penuh keyakinan, Bindusara menjawab itu bukn Chandra ataupun Dharma.
Bindusara membalikkan badan bahwa akan ada yang bertanggung jawab menjelaskan.
Sosok Chandra muncul bersama para prajurit dan si pria bertubuh tambun tak berdaya diborgol.
Mohini dan Bhim tersentak karena pria itu juga utusan Swananda.
Chandra mulai menceritakan apa yang terjadi.
Adegan pun berkilas balik sebelum perayaan dimulai.
Bindusara menemuinya kalau dia menemukan gelang Dharma sedangkan Dharma memang tak terlihat sejak semalam.
Tak banyak bicara, Chandra menyuruh putranya itu bersama-sama mencari Dharma.
Tak sengaja, Chandra Bindusara berpapasan denga dua pria utusan Swananda.
Mereka sonta berteriak namun kedua pria itu malah berlari.
Chandra Bindusara tak kehabisan ide, mereka berpencar dan berhasil mencegat satu dari kedua pria jahat tersebut.
Bindusara menyerangnya hingga terjatuh namun cepat-cepat pria itu menarik kalungnya dan meminum racun yang dikaitkan di kalung.
Mulutnya berbusa, Bindusara terus menyelidik di mana Dharma.
Pria itu terbata-bata menyebut kata patung, tak lama, dia tewas.
Mendegar kata patung, Bindusara teringat saat dia berjalan di luar istana dan menemukan delang Dharma di sana.
Chandra memutuskan dia dan putranya berpencar.
Bindusara menemukan Dharma.
Dia mengangkat Dharma dalam gendongannya yang kemudian menyerahkan pada pelayan.
Di lain sisi, Chandra berhasil menangkap penculik yang tadi sempat kabur.
Saat tangan penculik itu akan meraih kalungnya, Chandra menghadang dengan pedangnya.
Disabetnya kalung itu dan Chandra hempaskan jauh-jauh agar si penculik tak mengulangi penculik sebelumnya yang meminum racun.
Adegan pun kembali ke lokasi perayaan.
Dengan penuh kemarahan, Bindusara menampar pria besar itu berkali-kali.
Bindusara bertanya siapa yang mengutusnya, penculik tadi menjawab, "Raja Magadha sesungguhnya."
Semua pihak yang mendengar bak disambar petir.
Dharma Kembali
Dia sedang bersama Nandini dan pelayan yang merawatnya.
Datanglah Bindusara bersama Charumitra.
Terlintas bayangan masa kecilnya bersama Nandini.
Pelayan pamit pergi, Nandini masih mengobati luka Dharma.
Kini Nandini yang pamit dan menatap Bindusara sambil melemparkan senyum.
Tangan Charumitra menarik Bindusara agar segera meninggalkan ruangan.
Dharma mengucapkan terima kasih pada Bindusara meski terheran mengapa Bindusara menyelamatkannya bila dia bisa membiarkannya tewas karena Bindusara pernah mengatakan bisa membunuh Dharma.
Bindusara berbalik badan.
Maksud dia menyelamatkan Dharma adalah agar Dharma tak mati begitu saja, dia lebih senang bila Dharma mati berkali-kali di tangannya.
Dharma membalas bahwa dia tak pernah merasa mati di tangan Bindusara.
Mohini dan Bhim
Mereka resah lantaran kini seisi kerajaan sudah tahu siapa dalang ini semua.
Mohini menyuruh Bhim agar merasuki Chandra lagi sehingga mereka bisa mengetahui rencana Chanakya.
Chanaknya sedang berbincang dengan Chandra kalau dia sudah mengirimkan prajurit agar menemukan jalan rahasia dan bisa menemukan Swananda.
Sukma Bhim kembali pada Chandra.
Chanakya mengutus seorang prajurit untuk berkelana di luar yang langsung dihentikan Bhim-Chandra.
Bhim-Chandra mengubah strategi dengan menyuruh Chanakya yang pergi sehingga informasi lebih akurat.
Chanakya menyetujuinya.
Dengan begini, Magadha tanpa Chanaknya bisa lebih aman bagi Bhim dan Mohini
Ihh, sebel ya lama-lama lihat Bhim-Mohini ini nih! Gimana dong terus kalau mereka nggak segera dibereskan?