Sinopsis
Sinopsis Chandra Nandini Episode 77, Selasa 20 Maret 2018 - Sukma Bhim Terpental dari Raga Chandra
Sinopsis Chandra Nandini Episode 77, Selasa 20 Maret 2018 - Sukma Bhim Terpental dari Raga Chandra
Penulis: Insani Ursha Jannati | Editor: Insani Ursha Jannati
SURYAMALANG.COM - Sinopsis Chandra Nandini Episode 77, Selasa 20 Maret 2018 - Sukma Bhim Terpental dari Raga Chandra
Dia kesusahan merasuki Chandra karena benang suci yang diikatkan Nandini di pergelangan tangan suaminya
Di depan cermin Helena memegangi pipinya yang masih terasa tamparan Chandra.
Nandini masuk tiba-tiba mengagetkan Helena.
Dia membahas perilaku Chandra yang tak semestinya beberapa waktu terakhir ini.
Helena mengamini perkataannya, dia juga meminta Nandini agar merahasiakan perbedaan sikap Chandra pada siapa pun, agar Magadha tak terancam dari musuh.
Nandini menyetujui perkataan Helena dia pun pergi.
Di belakang Nandini, Helena tertawa karena ingin memanfaatkan situasi ini dengan mengutus Bindusara melengserkan posisi ayahnya.
Sehingga bila Bindusara yang memimpin Magadha, sangat mudah baginya menjadi pengatur.
Di Kamar Chandra
Nandini menyelimuti Chandra yang sedang tertidur namun mengigau dengan menarik Nandini yang akan beranjak.
Chandra bilang dalam igauannya kalau istrinya hanya Nandini dan bukan Savitri.
Nandi menatap Chandra dalam, bertekad akan menemukan jalan keluar agar semua keanehan Chandra berakhir.
Bindusara Dharma Menginap di Kuil
Mereka disambut pendeta dan melakukan pooja.
Di tengah-tengah pooja itu, Bindusara mengomel pada Dharma kalau dalam doanya dia tak ingin berurusan lagi dengan Dharma.
Dharma membalas bahwa dia juga mengharapkan hal yang sama.
Pooja selesai dilakukan, pendeta melarang mereka meninggalkan kuil lantaran di luar sedang badai.
Dharma setuju untuk bermalam tetapi tidak dengan Bindusara.
Dharma tak mencegah Bindusara, dia malah menegaskan kalau dia tak ingin menginap, silakan saja meninggalkan kuil.
Adegan berganti di mana keduanya beralaskan tikar di dalam ruangan gelap.
Bindusara mengomel ke arah Dharma yang terlelap.
Beberapa saat kemudian, Dharmalah yang terbangun saat Bindusara terlelap.
Ternyata Dharma kehausan dan mengambil air dari kendi yang sudah disiapkan di sebelah Bindusara.
Setelah beberapa tegukan, ekor mata Dharma menatap kepala Bindusara yang sedang diintai seekor ular tepat di sebelahnya.
Dharma mencari-cari benda yang bisa menolongnya, namun gagal.
Dia pun nekat mengusir ular itu dengan tangannya kemudian dia terguling ke atas Bindusara.
Sontak, Bindusara tangkas mengambil pisau dan menodongkannya ke leher Dharma.
Terlihat ular tadi merayap keluar ruangan, Bindusara menyadari apa yang sebenarnya terjadi.
Mereka berdua duduk, Bindusara mengatakan kalau Dharma sudah menyelamatkannya.
Dharma menjawab itu semua hanya karena Bindusara pernah menyelamatkan nyawanya.
Nandini Mengikatkan Benang Suci di Tangan Chandra
Saat Nandini ber-pooja di kuil kerajaan, Chandra mendekatinya dan ikut melakukan pooja.
Di sisi lain Mohini masih terngiang-ngiang Chandra dan ingin terus dekat dengan sang Raja.
Bhim datang dan berkata bahwa seluruh sandiwara harus diakhiri maka Bhim bertanya apa rencana selanjutnya.
Merasa inilah kesempatan emas agar dia bisa kembali dekat dengan tubuh sang Raja, Mohini menyuruh Bhim merasuki raganya terlebih dahulu baru akan diberi tahu rencananya.
Nandini dan Chandra masih di dalam kuil, terlihat sukma hitam Bhim berusaha meraih Chandra namun terpental.
Nandini juga mengikatkan benang suci di pergelangan tangan Chandra.
Chandra mengutarakan perasaannya kalau dia kerap bermimpi begitu dekat dengan Nandini namun Nandini tak begitu menanggapi dan dia pergi.
Saat di kamar sendirian, Chandra jadi merasa bersalah karena Nandini masih marah.
Sukma Bhim terbang dan berusaha merasuki Chandra namun terpental karena benang suci tadi.
Tak lama, Mohini datang memeluk Chandra dari belakang.
Chandra mengira dia Nandini sampai akhirnya Mohini buka suara Chandra pun kaget.
Berani-beraninya Mohini begitu mesra dengan sang Raja.
Mohini mengira itu ulah Bhim mengerjainya dia kembali membelai Raja.
Chandra semakin naik pitam dia membentak Mohini dan mendorongnya.
Chandra memanggil prajurit dan menyuruh mereka memenjarakan Mohini.
Helena Ingin Bindusara Melengserkan Ayahnya
Bindusara duduk di pinggir ranjangnya saat Dharma tertatih-tatih memasuki kamar.
Dia terpeleset tepat di depan Bindusara yang langsung ditangkap Bindusara.
Pandangan mereka berbalas, Helena masuk memanggil Bindusara dan menyuruh Dharma untuk pergi dulu.
Helena bercerita kalau Chandra bersikap aneh bahkan menamparnya.
Bindusara ingin menemui ayahnya tetapi dihadang Helena.
Helena bilang ini saatnya Bindusara menggantikan ayahnya, namun Bindusara menolak.
Dia tidak mau melengserkan ayahnya sendiri.
Bindusara pun pergi.
Helena kembali menyusun rencana.
Mohini Dikeluarkan dari Penjara
Dia tak habis pikir pada Bhim kenapa memenjarakannya.
Bhim kemudian datang dengan berbalut kain.
Bhim memberi tahu kalau dia gagal merasuki tubuh Chandra.
Chandra resah atas apa yang dilakukan Mohini.
Bhim datang bersujud padanya dan meminta dia dijebloskan pula ke penjara bila Mohini ada di sana.
Bhim beralibi itu semua karena salah Bhim yang tak ingin mendekati Mohini sebelum dia mendapatkan Savitri.
Chandra berusaha maklum sehingga dia mengabulkan permintaan Bhim akan mengeluarkan Mohini.
Dengan satu syarat, Mohini tak lagi mendekatinya.
Mohini sudah bersama Bhim kini di dalam kamar.
Mohini terus memaksa Bhim melakukan sesuatu agar bisa lagi merasuki raga Raja.
Chandra yang sudah tak di bawah pengaruh sukma jahat, kembali melakukan kesehariannya.
Menjadi raja yang bijak hingga berlatih pedang.
Melihat situasi kembali normal, Nandini memancarkan raut bahagianya.