Surabaya

Kisah Anak Surabaya yang Gandrung K-Pop sekaligus Wayang Jawa

Tita yang juga menggilai K-Pop ini mengatakan bahwa budaya Jawa itu bukan sesuatu yang kuno dan kampungan.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: yuli
pipit maulidiya
Seleksi Dalang Bocah oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya di Kebun Binatang Surabaya. 

SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Titarizky (12) tampak asik mengayunkan tokoh pewayangan Buto Ijo di hadapannya, kala seleksi Dalang Bocah oleh Dinas Pendidikan Kota Surabaya di Kebun Binatang Surabaya.

Peserta nomor 9 itu membawakan legenda seorang anak baik hati, Timun Mas yang berhasil mengalahkan kejahatan Buto Ijo.

Tidak ada keraguan bagi perempuan kecil ini menggerakkan masing-masing lakon. Sudah bak dalang profesional, menggambarkan suasana genting dan bahagia dalam cerita.

Sementara para orangtua dan pengunjung KBS yang menonton, mengacungkan ponsel untuk mengabadikan foto dan video penampilan peserta Dalang Bocah.

Usai menunaikan tugasnya; Tita turun panggung disambut tepuk tangan. Dia yang terlihat ayu menggunakan setelan batik, kebaya, serta sanggul ini pun disambut senyum sang bunda.

Bocah yang kini sedang bersekolah di SMPN 1 Surabaya itu mengaku sempat nervous.

"Lumayan deg-degan, soalnya belajar jadi dalang ini baru. Sebelumnya saya fokus karawitan dan penabuh," akunya yang sudah belajar di dunia wayang sejak 3 tahun lalu ini.

Menurut Tita seleksi dalang menjadi salah satu yang harus dia coba di dunia pewayangan, meski sebenarnya dia menguasai karawitan.

"Mumpung masih muda, jadi mencoba banyak hal supaya pengalaman banya. Terus ini kan bagian dari budaya Indonesia, khususnya Jawa jadi aku sebagai orang Indonesia harus bangga bisa menguasai budaya leluhur," kata bocah yang murah senyum ini.

Tita yang juga menggilai K-Pop ini mengatakan bahwa budaya Jawa itu bukan sesuatu yang kuno dan kampungan. Melainkan sesuatu yang berharga karena mengandung nilai-nilai moral.

"Anak seusia saya sekarang ini mungkin sudah mulai jarang suka nonton wayang, mereka lebih suka K-Pop dan lagu Barat berbahasa Inggris. Sebenarnya nggak masalah, saya juga sangat suka K-Pop tapi harus seimbang antara K-Pop dan budaya tanah kelahiran," akunya.

Bukan tanpa alasan, Tita mengaku jika di balik kisah pewayangan ada banyak pesan moral yang disampaikan.

"Misalnya di cerita Buto Ijo yang saya bawakan tadi ada pesan tersirat bahwa kebaikan akan menang, juga budi pekerti. Lagi pula siapa lagi yang akan meneruskan budaya bangsa kalau bukan anak-anak Indonesia sendiri," akunya.

Menyukai wayang dan segala hal yang berkaitan dengan hal tersebut, ternyata Tita juga mendapatkan support penuh dari ke dua orangtuanya.

Menurut Titis Retnaningtyas, orangtua Tita bahwa dia tidak pernah melihat apa itu yang digemari anaknya. Selama ini dia hanya support agar semunya berjalan lancar.

"Sejujurnya saya juga tidak begitu mengenal wayang. Tapi waktu lihat dia pentas saya bangga sekali. Saya nghlgak paham dia bisa dari mana, tapi saya bersyukur karena belajar wayang ini nggak mudah dan perlu waktu tapi anak saya sudah menguasainya," akhnya bangga.

Lestari

Damaris Patniasih, Kasi Kesenian dan Pendidikan Olahraga, Dinas Pendidikan Kota Surabaya menuturkan seleksi Dalang Bocah tingkat kota terus bertambah.

Tahun lalu ada 12 peserta, sementara tahun ini naik menjadi 14 peserta. Bahkan ada 2 peserta tambahan yang ikut sebagai bintang tamu, agar mendapatkan koreksi dari Juri.

"Nanti kalau 2 ini bagus, tahun depan bisa ikut seleksi," kata Damaris.

Setelah mendapatkan juara 1, 2, dan 3 masing-masing SMP dan SD, selanjutnya kompetisi berlangsung 10 dan 11 April bulan depan di Taman Budaya untuk seleksi tingkat Provinsi Jatim.

"Surabaya ini selalu lolos seleksi menuju tingkat nasional. Pak Iksan, kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya juga pernah berpesan agar jumlah siswa yang menekuni wayang untuk terus ditingkatkan. Beliau pernah bilang ke sekolah-sekolah agar serius, guru guru harus menghidupkan seni budaya lokal, Nggak boleh punah," terangnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved