Cerita Riska Maraya, Baru 4 Bulan Jual Brownies, Untung Rp 40 Juta per Bulan
Bisa juga endorse ke selebgram, karena itu ngaruh banget. Terus kalo ada banyak orderan, atau sold out, umumin aja
Penulis: Delya Octovie | Editor: yuli
SURYAMALANG.COM, SURABAYA – Berawal dari keinginan membantu sang ibu, Riska Maraya mengembangkan brownies buatan ibunya hingga menjadi besar seperti saat ini.
Brownies buatan ibu Riska awalnya hanya dipasarkan di kantor saja.
Itu pun bukan produksi rutin sehingga pembuatan hanya dilakukan ketika ada pesanan saja.
“Waktu itu ibu bilang, ‘dek, pasarkan,’. Aku langsung promosi di Instagram lewat Insta Story, bikin akun khusus Maraya Brownies juga di @marayabrownies. Baru empat bulan, tapi alhamdulillah tanggepannya udah kayak gitu,” tutur mahasiswi jurusan Antropologi FISIP Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini, Jumat (30/3/2018).
Riska tak menyangka bahwa brownies ibunya bisa laris di pasaran, dalam waktu promosi yang terbilang sangat pendek.
Dalam sebulan, ia bisa menjual 900-1000 kotak brownies.
Masing-masing brownies memiliki kisaran harga 40-55 ribu rupiah, dengan sembilan macam rasa.
Di antaranya adalah original double choco, almond, cheese, ovomaltine, oreo panggang, dan lain-lain.
Ia pun bisa meraup keuntungan kotor mulai dari Rp 20-40 juta per bulan.
“Aku juga kaget, alhamdulillah ternyata banyak banget yang suka. Kapan itu pernah ngirim ke Malaysia sama Singapura, katanya keluarga mereka pada suka, jadi order terus,” kata perempuan yang sering menjadi MC ini.
Yang paling membuatnya terkejut adalah brownies buatan ibunya ini pernah dipesan oleh beauty blogger kesukaannya, yakni Abel Cantika.
Ketika ditanya resep keberhasilannya, Riska menjawab keunikan menu brownies Maraya sebagai andalannya, serta marketing yang baik.
“Kita harus beda! Punya ciri khas misal dari packaging, terus cara pemasaran. Perlu tahu juga target market kita, misal banyak perempuannya, ya berarti gimana caranya memasarkan biar cewek-cewek ini tertarik,” jelasnya.
Marketing baginya adalah ujung tombak usahanya, karena meski sudah memiliki produk yang bagus, tanpa marketing yang oke, produk tersebut akan menjadi biasa saja.
Berlaku pula kebalikannya, jika produk biasa saja tetapi marketing luar biasa, produk tersebut bisa laris manis.
“Jangan lupa, profil kita juga penting. Nah Instagram itu feednya harus menarik. Bisa juga endorse ke selebgram, karena itu ngaruh banget. Terus kalo ada banyak orderan, atau sold out, umumin aja. Jangan takut dikira sombong, kan ini buat nunjukin kalo produk kita enak, buktinya sampe sold out,” terangnya.