Kabar Duka Datang dari Mike Lewis, Ibunya Meninggal setelah Hampir Setahun Melawan Kanker

Mike Lewis kejutkan banyak pihak dengan mengunggah sebuah kabar kepergian Ibunda tercintanya

Penulis: Insani Ursha Jannati | Editor: Insani Ursha Jannati
Instagram Mike Lewis
Kolase unggahan terakhir Mike Lewis tentang Ibunya | Mike Lewis-Ibu di masa silam 

SURYAMALANG.COM - Mike Lewis kejutkan banyak pihak dengan mengunggah sebuah kabar kepergian Ibunda tercintanya.

Kabar itu dia bagikan kemarin, Selasa (17/4/2018) malam melalui akun resmi Instagram-nya.

Hampir setahun berjuang melawa kanker, Lewis harus relakan Ibunda tiada.

Namun dalam keterangan foto tersebut, ketiadaan Ibunya itu hanyalah sebatas ketiadaan fisik.

Baginya, sosok perempuan yang telah membesarkannya akan selalu melekat di hati.

Dalam bahasa Inggris, Mike Lewis paparkan betapa terpukul hatinya karena harus menerima suratan takdir.

Tak dijelaskan di sana kapan tepatnya perempuan hebat bernama Wendy Lewis itu embuskan napas terakhir.

Di bawah ini adalah curahan hati Mike Lewis yang kemudian diterjemahkan SuryaMalang dalam bahasa Indonesia:

A couple days ago my family was devastated by the loss of my mother whom had been courageously battling cancer for almost a year.

I am finding it incredibly difficult to use the words “was” in speaking about my Mom.

Perhaps this is because I feel that what she IS still lives inside me, what she IS still lives inside my son, what she IS I hope forever lives on inside everyone that felt the wonder that is the light of Wendy Lewis.

Up until the final hours of her physical presence in our known world she still had that contagious smile on her face, that magical laugh, that .. glow.

Ok, for the first time, I will try..

She embodied something to me that was more than spirit, more than human, more than words can really describe - if I had to use a word, she is what I feel is "HOME."

My sister and I grew up all over the world, over half a dozen countries, but my Mom always made wherever we were feel like home.

Whether it be with her mastery of cuisine, her taste in cultured interior decor, or just that eternal chuckle she always brought with her - she made us feel like we belonged no matter how strange the place or situation.

She taught me so many things, perseverance, integrity, cooking, chivalry, fashion, but mostly how to treat others and the way to live with a smile on your face and a jump in your step.

Every time we moved, which was every 3 or 4 years, I never lost my best friend because it was her the whole time - she was always with me.

Willing to participate in all aspects of my life whether it be achieving greatness in martial arts or watching really bad movies on Netflix, we always did it with a warmth in our hearts; together.

I am a loss without my HOME.

But I know that wherever she is, she is lighting up the place with her grace, her iconic style and making everyone and everything feel like "HOME"

Terjemahan:

Beberapa hari lalu keluargaku terpukul atas kepergian Ibuku yang sudah berjuang melawan kanker hampir setahun.

Bagiku begitu sulit mengatakan "adalah" (dalam bentuk lampau bahasa Inggris) tentang Ibuku.

Mungkin karena aku merasa dia masih ada di dalam hatiku, dia masih ada di hati putraku, dia masih ada aku berharap dia hidup selama-lamanya di hati semua yang merasakan cahaya Wendy Lewis.

Hingga di detik-detik terakhir kehadiran tubuhnya di dunia kita ini dia masih lemparkan senyum, tawa keajaiban itu ... bersinar.

Baiklah, untuk kali pertama, aku akan mencoba ....

Dia memberiku sesuatu lebih dari kekuatan, lebih dari manusia, lebih dari apa pun yang bisa dijelaskan--bila aku harus menjelaskan, bagiku dia "RUMAH".

Saudara perempuanku dan aku tumbuh mengelilingi dunia, mengelilingi berbagai negara, namun ibuku selalu bagaikan rumah di mana pun kami pergi.

Baik itu masakannya, selera mendekornya, atau tawa-tawa kecilnya yang selalu dia berikan--dia membuat kami merasa dimiliki meskipun kami menginjakkan tempat asing sekalipun.

Dia mengajarkanku begitu banyak hal, ketekunan, integritas, kesopanan, fesyen, tetapi lebih kepada bagaimana memanusiakan lainnya dan bagaimana hidup selalu tersenyum serta melangkahkan kaki.

Ke mana pun kami pindah, sekitar 3-4 tahun sekali, aku tak pernah kehilangan teman terbaikku--karena dia selalu bersamaku.

Dia selalu di sana apa pun yang terjadi dalam hidupku, baik menerima penghargaan bela diri maupun menonton film jelek di Netflix, kami selalu berikan kehangatan; bersama.

Apalah aku tanpa RUMAH-ku.

Namun aku tahu di mana pun dia, dia akan bersinar dengan rahmatnya, dandanan ikoniknya, dan membuat semua orang dan semua hal seolah "RUMAH".

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved