Malang Raya
UMM dan UB Malang Mengukir Prestasi di Kontes Robot Indonesia Regional IV
Meliputi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai juara I di lomba Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI).
Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: eko darmoko
SURYAMALANG.COM, KLOJEN - Dua perguruan tinggi di Kota Malang mengukir prestasi di Kontes Robot Indonesia (KRI) Regional IV yang dilaksanakan di Politeknik Negeri Malang (Polinema), Kamis malam (3/5/2018).
Meliputi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sebagai juara I di lomba Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI). Nama timnya Dome UMM.
Sedangkan Universitas Brawijaya (UB) meraih kemenangan sebagai runner up di Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) dengan robot Nakula-Nayaka yang menarikan Tari Remo. Di Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Beroda meraih runner up. Sedang di KRPAI peringkat 3 sekaligus Strategi Terbaik.
"UB ikut lima lomba. Empat divisi lomba dari Fakultas Teknik. Sedang satu lomba Kontes Robot Sepakbola Indonesia Humanoid dari mahasiswa Filkom," jelas Tri Wahyu Prabowo kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (4/5/2018). Dikatakan, persaingan sangat ketat antar tim.
"Di KRSTI sempat ada masalah dengan bluetooth-nya. Gerakan tarinya sempat patah-patah saat di running test 1 dan 2. Namun kemudian lancar saat di final," jelas Tri. Karena itu hanya mendapat juara 2. Sedang di Kontes Robot Pemadam Api, robot bisa memadamkan api namun tidak bisa kembali ke home.
Sedang di Kontes Robot Abu Indonesia, saat running test kurang lancar dan tidak bisa melempar bola di tiang tertinggi.
"Di Abu sudah gugur di babak grup," jelasnya. Untuk itu, pada KRI jenjang nasional di Jogja pada 11-14 Juli 2018, masih ada waktu dua bulan melakukan perbaikan.
Sampai juara 3 berhak mewakili regional ke nasional. "Mungkin baju Tari Remonya juga akan diganti biar juri gak bosan. Rambut robotnya juga akan diganti," kata Tri di sela mendemokan robot tarinya di GOR Pertamina.
Ia menduga robot tarinya tidak maksimal karena masalah filter. Sehingga butuh dirombak agar bisa maksimal di nasional.
Untuk menggerakkan robot ini dikoneksi dari bluetooth. Sehingga mereka bisa menari mengikuti musik. Dikatakan Tri, untuk menghadapi KRI selalu dihadapkan pada komponen yang tidak ada yang baru.
"Jadi kanibalisasi robot," katanya. Namun dari sisi bimbingan dosen maksimal. KRI regional IV masih dirajai oleh ITS, Unesa dan PENS. "ITS makin meningkat tahun ini," jelas dia.
Agar bisa merasakan euforia di KRI, adik-adik kelas dari tim robot UB dikerahkan ke venue sebagai menyemangat dan bersemangat di ajang berikutnya.
Sementara itu tim Dome UMM menggeser 32 peserta lain dari berbagai perguruan tinggi. Untuk ke event nasionak, Robotika UMM terus mempersiapkan diri. Khususnya meningkatkan kecepatan dan keakuratan DOME.
Ketua Tim Alfan Achmadillah Fauzi menyatakan walaupun DOME telah pada posisi aman untuk maju ke tingkat nasional, masih banyak hasil evaluasi yang harus diselesaikan.
“DOME memang sudah aman tapi kita tidak bisa bersantai. Justru dengan semakin ketatnya kompetisi, kita harus semakin kompak,” tegas mahasiswa Teknik Elektro tersebut.
Sebagai juara I, UMM mengungguli dua universitas negeri yakni Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) di peringkat II dan Universitas Brawijaya (UB) di peringkat III. Selain ini, UMM ikut di divisi lomba kategori Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda.