Breaking News

Probolinggo

PNS Terduga Teroris di Probolinggo, Ternyata Sudah Cekoki Anak SD dengan Latihan Khusus

Anak-anak yang mayoritas usianya masih dibawah 10 tahun diajari untuk memanah, dan menembak menggunakan senapan angin.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Dyan Rekohadi
SURYAMALANG.COM/Galih Lintartika
Suasana pengamanan dilakukan polisi dalam penyergapan yang dilakukan Kamis (17/5/2018) dini hari 

SURYAMALANG.COM, PROBOLINGGO -Status HSA, salah satu terduga teroris yang ditangkap di Probolinggo memang masih sebagai terduga yang terlibat dalam jaringan teroris.

Meski demikian status dan sepak terjang HSA kini membuat warga d sekitarnya khawatir.

Bagaimana tidak, satu dari tiga terduga teroris yang diamankan di Perum Sumber Taman Indah, Kelurahan Sumbertamanan, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Kamis (17/5/2018) dinihari itu adalah seorang guru.

HSA berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sehari-hari tercatat sebagai Guru Bahasa Inggris di SMKN 1 Kotaanyar Kota Probolinggo.

Posisinya sebagai PNS guru tentunya mengkhawatirkan karena ia bisa memanfaatkan posisinya untuk menanamkan paham radikal ke siswa.

Bukan hanya itu, HSA ternyata diketahui selama ini sudah memberi pelatihan menembak dan memanah bagi anak-anak usai SD.

Di lingkungan sekitar rumahnya, HSA memberikan pendidikan secara gratis ke anak-anak yang belum beruntung mendapatkan pendidikan. 

Namun, kata Sukirno, salah satu tetangga HSA, lama-kelamaan apa yang diberikan HSA ke anak-anak ini sedikit menyimpang.

Sukirno beberapa kali memergoki, saat HSA memberikan materi ke anak-anak ini.

"Tidak selayaknya apa yang diberikan seorang guru ke muridnya. Pelajaran yang diberikan itu bukan membaca, menghitung, atau bahasa inggris sesuai dengan kemampuannya. Tapi pelajaran yang diberikan ini berbeda dengan pelajaran biasanya," ujarSukirno. 

Dikatakan Sukirno, di tangan HSA, anak-anak yang mayoritas usianya masih dibawah 10 tahun diajari untuk memanah, dan menembak menggunakan senapan angin.

"Saya tidak tahu maksud dan tujuannya apa, kok anak sekecil itu diajari memanah dan menembak sejak dini. Begitu tahu, ajarannya seperti itu, saya minta anak saya untuk tidak belajar ke sana lagi," tambahnya.

Sekadar diketahui, HSA ini diamankan Densus 88 Antiteror Kamis dinihari.

Dia diamankan bersama dua rekannya yakni MF dan IS.

Mereka diamankan karena diduga kuat terlibat dalam jaringan teroris di kasus teror bom di tiga gereja di Surabaya.

Dengan kondisi ini, Sukirno merasa prihatin. Ia tidak menyangka, sosok pendidik yang juga ternyata bisa terlibat dalam pemahaman agama yang salah. 

"Semoga kalau memang dia benar terlibat mendapatkan hukuman yang berat. Tapi, jika memang tidak terlibat , dia segera mendapatkan haknya untuk bebas. Selama ini, dia memang tidak pernah bergaul dengan tetangga," jelas Sukirno. 

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved