Nasional

Mulai Surabaya Sampai Jakarta, Inilah Kawasan Prostitusi di Indonesia yang Ada Sejak Era Belanda

Para ahli percaya bahwa pelacuran merupakan bisnis tertua di dunia. Hingga kini, bisnis pelacuran tidak pernah habis.

Editor: Zainuddin
edennewspaper.net
Ilustrasi 

SURYAMALANG.COM – Kota besar di Indonesia hampir ada kompleks atau kawasan untuk wanita penghibur.

Seiring perjalanan waktu, kompleks tersebut ditutup.

Namun, para wanita penghibur masih ada yang tetap beroperasi secara sembunyi-sembunyi.

Istilah kompleks pelacuran bukan hal asing di telinga masyarakat.

Sebut saja nama Pasar Kembang alias Sarkem di Yogyakarta.

( Baca juga : Klasemen Liga 1 Terbaru, Barito Putra di Puncak, Arema FC Perlu Bangun Lagi )

Atau Gang Dolly di Surabaya.

Adapula Saritem di Bandung.

Atau Sunan Kuning di Semarang.

Para ahli percaya bahwa pelacuran merupakan bisnis tertua di dunia.

Bisnis ini disebut-sebut sudah dipraktikan sejak jaman babilonia.

Hingga kini, bisnis pelacuran tidak pernah habis.

Berbagai upaya yang dilakukan untuk memberantas tempat maksiat ini hanya membuat kompleks itu berpindah tempat saja.

( Baca juga : Vonis 20 Tahun dan Denda Rp 10 M untuk Bos First Travel, Ini Pengakuan Mereka dalam Sidang )

Sedangkan bisnisnya tetap berjalan dalam bentuk yang berbeda, misalnya melalui jaringan online.

Nah tahukah kamu bahwa sejumlah lokalisasi atau bekas lokalisasi di Indonesia sudah ada sejak zaman Belanda?

Mana sajakah di antaranya?

Berikut paparannya :

1. Sarkem alias Pasar Kembang

Kompleks tempat mangkalnya para wanita penghibur ini berada di dekat Stasiun Tugu Yogyakarta.

Kompleks ini dibangun sejak dimulainya proyek pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Yogyakarta dengan sejumlah kota besar di Pulau Jawa.

( Baca juga : Masih Kecil, Bilqis Anak Ayu Ting Ting Panggil Boy William Ayah, Benarkah Dipaksa Sang Ibu? )

Diperkirakan kompleks ini ada sekitar pertengahan abad 18.

Berdasarkan penelusuran, dulunya kompleks ini sengaja dibangun untuk melayani pria hidung belang yang bekerja di proyek pembangunan rel kereta api.

Sejak saat itu tumbuh hotel atau penginapan di kawasan ini.

Sebab, banyak orang dari luar yang datang ke tempat ini.

2. Saritem

Lokalisasi ini berada di Bandung.

Lokalisasi ini juga sudah ada sejak zaman Belanda.

( Baca juga : Usai Ditembak, Jasad Model Cantik Ini Juga Diledakkan, Kasus Pembunuhannya Masih Misterius )

Berdasar penelusuran, istilah saritem berasal dari nama perempuan berparas cantik asal Bandung.

Saat itu dia menjadi gundik para pejabat Belanda.

Lama kelamaan, Saritem berhasil membawa banyak temannya untuk melayani para pria hidung belang asal Belanda.

Ini juga tidak terlepas dari permintaan para pejabat Belanda untuk membawakan gadis lainnya untuk para pria hidung belang.

Dari situlah kemudian menjadi cikal bakal istilah saritem yang menjadi tempat lokalisasi tersohor kala itu.

3. Gang Dolly

Gang Dolly begitu tersohor.

( Baca juga : Versi Pengacara, Inilah Pemicu Kepanikan Para Penumpang Lion Air yang Terjun dari Pesawat )

Bahkan lokalisasi ini disebut-sebut sebagai kawasan prostitusi terbesar se-Asia Tenggara.

Ada dua versi soal nama asal usul nama Gang Dolly.

Pertama, Gang Dolly dari nama noni belanda bernama Dolly van de Mart.

Noni ini secara sengaja membangun rumah bordir di kawasan tersebut.

Namun versi lain menyebutkan Gang Dolly berasal dari nama mantan wanita penghibur berdarah Jawa-Filipina bernama Dolly Khavit.

Dolly Khavit menikah dengan seorang pelaut Belanda.

Kemudian dia mendirikan wisma yang berisi para wanita penghibur.

Semakin banyaknya tamu yang datang, semakin banyak pula wanita penghibur yang mangkal di kawasan ini.

4. Macao Po

Macao Po berdiri sejak abad ke-17.

( Baca juga : PSM Makassar Vs Madura United, PSM Mendominasi Permainan, Inilah Skor Akhirnya )

Dulunya lokalisasi di depan stasiun Kota Jakarta ini memang menjadi tempat tujuan para petinggi VOC.

Ini juga menjadi tempat tujuan para pengusaha dari Tiongkok.

Lama kelamaan, tempat ini semakin ramai.

Semakin banyaknya tamu, lokasi ini pun menjelma menjadi kawasan lokalisasi prostitusi.

Disebutkan pula bahwa inilah cikal bakal tempat pelacuran di Jakarta.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Lima Kawasan Prostitusi di Tanah Air yang Sudah Ada Sejak Zaman Belanda.

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved